Jasa Raharja Salurkan Santunan kepada Keluarga Korban Kecelakaan Bus ALS di Sumatera Barat
Kecelakaan maut bus Antar Lintas Sumatera (ALS) di Padang Panjang, Sumatera Barat, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. PT Jasa Raharja bersama dengan pihak PT ALS bergerak cepat untuk memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Perwakilan dari Jasa Raharja dan ALS mendatangi kediaman Sri Rezeki (38), salah satu korban meninggal dunia, di Jalan Bromo, Medan. Kedatangan mereka disambut hangat oleh keluarga korban. Dalam suasana penuh duka, mereka menyampaikan belasungkawa atas kehilangan yang mendalam.
Kepala PT Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara, Nasjwin Andi Nurdin, secara simbolis menyerahkan santunan kepada keluarga Sri Rezeki. Nasjwin menjelaskan bahwa Jasa Raharja akan memberikan santunan kepada ahli waris dari 8 korban meninggal dunia yang berdomisili di Sumatera Utara. Besaran santunan yang diberikan adalah Rp 50 juta per korban, sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Selain santunan untuk korban meninggal dunia, Jasa Raharja juga menanggung biaya perawatan bagi korban luka-luka, dengan maksimal Rp 20 juta per orang. Nasjwin menegaskan bahwa seluruh korban akibat kecelakaan bus ALS dijamin oleh Jasa Raharja, baik untuk biaya perawatan maupun santunan kematian.
Kecelakaan tunggal yang menimpa bus ALS terjadi pada hari Selasa, 6 Mei 2025, sekitar pukul 09.00 WIB di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Bus tersebut diperkirakan membawa 35 penumpang saat kejadian. Akibatnya, 12 orang meninggal dunia dan 23 orang mengalami luka-luka. Kapasitas bus tersebut adalah 38 orang.
Menurut keterangan dari pihak ALS, bus yang mengalami kecelakaan tersebut baru dibeli dan mulai beroperasi sejak April 2025. Sebelum keberangkatan dari loket di Medan, bus ALS selalu menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik. Jika ditemukan adanya masalah, bus tidak akan diberangkatkan.
Penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Dugaan rem blong belum dapat dipastikan karena sopir bus belum dapat dimintai keterangan. Pihak ALS menjelaskan bahwa bus menggunakan mesin Mercedes 1626 yang menggunakan sistem pengereman dengan tenaga angin, sehingga kejadian rem blong sangat jarang terjadi.