Bahlil Lahadalia: Pendidikan Tinggi Bukan Jaminan Kesuksesan Karier Politik
Dalam sebuah forum Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) III Kosgoro 1957, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menyampaikan pandangannya mengenai relevansi pendidikan tinggi dengan kualitas dan perjalanan karier politik seseorang. Pernyataan ini dilontarkan di hadapan sejumlah pejabat yang hadir, termasuk Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, dan disambut dengan antusiasme dari para peserta.
Bahlil mengawali sambutannya dengan menyinggung riwayat dua kader Golkar yang pernah menjabat sebagai Gubernur Lemhannas, yakni Ace Hasan Syadzily dan Muladi. Ia kemudian memberikan perbandingan menarik antara keduanya. Menurutnya, Muladi, yang memiliki latar belakang sebagai Jaksa Agung, seorang profesor, dan telah melalui proses panjang di Partai Golkar, baru kemudian menduduki jabatan Gubernur Lemhannas. Sementara Ace Hasan Syadzily, menurut Bahlil, tidak memerlukan gelar profesor untuk langsung menjabat posisi tersebut.
Lebih lanjut, Bahlil menyoroti perbedaan latar belakang pendidikan keduanya. Muladi dikenal sebagai ahli hukum pidana, sementara Ace Hasan Syadzily merupakan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat. Pernyataan ini memicu gelak tawa dan tepuk tangan dari para hadirin.
Bahlil menegaskan bahwa pendidikan formal, termasuk gelar sarjana dari perguruan tinggi ternama, bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan seseorang, terutama dalam bidang politik. Ia mengindikasikan bahwa pengalaman, jaringan, dan kemampuan beradaptasi juga memainkan peran penting dalam membentuk karier seorang politisi. Pernyataan ini seolah menjadi refleksi diri Bahlil, yang secara implisit mengakui bahwa perjalanan kariernya pun tidak sepenuhnya didasarkan pada pencapaian akademis semata.
-
Pengalaman
-
Kemampuan Beradaptasi
-
Jaringan
Bahlil Lahadalia juga menyampaikan, bahwa kampus tidak menjamin kualitas dan karier politik seseorang. Hal ini ia sampaikan pada acara Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) III Kosgoro 1957 di Jakarta. Bahlil juga menyapa Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily yang hadir pada acara tersebut.
Ia menceritakan bahwa sepanjang sejarah, sudah ada dua kader Partai Golkar yang menduduki posisi Gubernur Lemhannas yakni Ace dan Muladi. Menteri ESDM itu kemudian menyorot latar belakang Ace dan Muladi sebelum menjabat Gubernur Lemhannas.