Ketegangan Meningkat: India dan Pakistan Saling Klaim Serangan Udara
Eskalasi Konflik: India dan Pakistan Saling Tuduh Agresi
Hubungan antara India dan Pakistan kembali memanas setelah kedua negara saling melancarkan serangan yang diklaim menargetkan kelompok militan dan infrastruktur musuh. New Delhi menyatakan bahwa militernya telah menyerang sejumlah lokasi di wilayah Pakistan sebagai respons terhadap serangan teroris di Kashmir yang dikaitkan dengan kelompok militan yang berbasis di Pakistan.
Menurut keterangan pejabat India, serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan "infrastruktur teroris" yang digunakan oleh kelompok Lashkar-e-Tayyiba (LeT) dan kelompok militan lainnya yang dituduh bertanggung jawab atas serangkaian serangan di wilayah India. Pemerintah India menekankan bahwa tindakan mereka "terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif," dan mengklaim tidak menargetkan fasilitas militer Pakistan.
Target serangan udara India di Pakistan meliputi:
- Markas besar kelompok militan LeT
- Pangkalan-pangkalan LeT
- Kamp pelatihan militan LeT
- Markas kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM)
- Fasilitas pelatihan militan Hijbul Mujahideen
Namun, klaim India tersebut dibantah oleh Islamabad. Pakistan menuduh India melakukan agresi lintas perbatasan dan mengklaim telah menembak jatuh sejumlah pesawat tempur India sebagai respons terhadap serangan tersebut. Menteri Pertahanan Pakistan menyatakan bahwa Angkatan Udara Pakistan telah berhasil menembak jatuh setidaknya lima pesawat tempur India.
Juru bicara militer Pakistan juga melaporkan kerusakan yang ditimbulkan oleh pasukan Pakistan, baik di darat maupun udara. Sumber keamanan Pakistan mengklaim bahwa pesawat-pesawat tempur India ditembak jatuh saat mencoba menyerang Pakistan menggunakan wilayah udara India. Jenis pesawat yang diklaim ditembak jatuh meliputi:
- Tiga jet tempur Rafale
- Satu jet tempur MiG-29
- Satu jet tempur SU-30
Perkembangan ini menandai peningkatan signifikan dalam ketegangan antara kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir. Klaim yang saling bertentangan dan kurangnya informasi independen mempersulit untuk memverifikasi secara pasti kejadian yang sebenarnya. Konflik ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi lebih lanjut dan dampaknya terhadap stabilitas regional.
Komunitas internasional menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri dan mengambil langkah-langkah untuk de-eskalasi situasi. Dialog dan diplomasi dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan perbedaan dan mencegah konflik yang lebih luas.