Menilik Lebih Dekat Prosedur Pembekuan Sel Telur: Opsi Penundaan Kehamilan yang Semakin Populer

Perkembangan teknologi di bidang reproduksi telah membuka berbagai pilihan bagi wanita yang ingin merencanakan kehamilan di kemudian hari. Salah satu opsi yang semakin populer adalah pembekuan sel telur atau egg freezing. Prosedur ini memungkinkan wanita untuk menyimpan sel telur berkualitas baik pada usia yang lebih muda dan menggunakannya di masa depan ketika mereka siap untuk memiliki anak.

Egg freezing pada dasarnya adalah proses membekukan sel telur wanita untuk kemudian disimpan. Proses ini menjadi pilihan populer bagi wanita yang ingin menunda kehamilan karena alasan pribadi maupun medis. Artis Luna Maya, misalnya, pernah mengungkapkan bahwa ia melakukan egg freezing sebagai langkah antisipasi karena belum memiliki pasangan hidup, tetapi tetap ingin memiliki anak di masa mendatang.

Lantas, bagaimana sebenarnya prosedur egg freezing ini dilakukan? Mari kita simak penjelasan lengkapnya.

Tahapan Prosedur Egg Freezing

Secara garis besar, prosedur egg freezing melibatkan beberapa tahapan penting, yang meliputi:

  1. Konsultasi dan Pemeriksaan Awal:

    Sebelum memulai proses, calon pasien akan menjalani konsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian tes laboratorium untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk memeriksa kadar hormon dan cadangan ovarium. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pasien memenuhi syarat untuk menjalani prosedur ini.

  2. Stimulasi Ovarium:

    Tahap ini bertujuan untuk merangsang ovarium untuk menghasilkan lebih banyak sel telur dari biasanya. Dokter akan memberikan suntikan hormon selama kurang lebih 10-14 hari. Pemantauan rutin melalui USG transvaginal akan dilakukan untuk memantau perkembangan sel telur.

  3. Pengambilan Sel Telur (Oocyte Retrieval):

    Setelah sel telur mencapai ukuran yang matang, dokter akan melakukan tindakan pengambilan sel telur. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan jarum khusus yang dimasukkan melalui vagina dengan panduan USG. Pasien akan diberikan anestesi untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama proses pengambilan yang biasanya berlangsung sekitar 15-20 menit, tergantung pada jumlah sel telur yang berhasil didapatkan.

  4. Pembekuan Sel Telur (Vitrifikasi):

    Sel telur yang telah diambil kemudian akan diproses di laboratorium oleh ahli embriologi. Sel telur akan dibekukan dengan teknik vitrifikasi, yaitu proses pembekuan cepat yang mencegah terbentuknya kristal es yang dapat merusak sel telur. Sel telur yang telah dibekukan kemudian disimpan dalam nitrogen cair pada suhu -196 derajat Celsius.

Perbedaan dengan Bayi Tabung (IVF)

Prosedur egg freezing seringkali dibandingkan dengan bayi tabung (In Vitro Fertilization atau IVF), karena memiliki beberapa tahapan yang mirip. Perbedaan utamanya terletak pada langkah selanjutnya setelah pengambilan sel telur. Pada IVF, sel telur akan langsung dibuahi dengan sperma di laboratorium, dan embrio yang dihasilkan akan ditanamkan kembali ke rahim ibu. Sementara pada egg freezing, sel telur dibekukan dan disimpan, dan baru akan dibuahi dengan sperma di kemudian hari ketika pasien siap untuk hamil.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Egg freezing dapat menjadi pilihan yang tepat bagi wanita yang ingin menunda kehamilan karena berbagai alasan, seperti karir, pendidikan, atau belum menemukan pasangan yang tepat. Namun, penting untuk diingat bahwa egg freezing bukanlah jaminan 100% untuk kehamilan di masa depan. Tingkat keberhasilan egg freezing bergantung pada berbagai faktor, seperti usia pasien saat pembekuan, kualitas sel telur, dan teknik yang digunakan. Konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan menentukan apakah egg freezing adalah pilihan yang tepat untuk Anda.