GS Supermarket Indonesia Umumkan Penutupan Seluruh Gerai Akhir Mei

Kabar mengejutkan datang dari dunia ritel Indonesia. GS Supermarket, jaringan supermarket asal Korea Selatan, mengumumkan akan menghentikan seluruh operasionalnya di Indonesia pada akhir Mei 2025.

Kabar penutupan ini awalnya mencuat di media sosial X, yang kemudian dikonfirmasi melalui pengumuman resmi di akun Instagram @gssupermarketid. Dalam pengumuman tersebut, pelanggan diimbau untuk segera menukarkan poin reward mereka sebelum tanggal 31 Mei 2025, karena setelah tanggal tersebut, poin akan hangus.

Pengumuman ini memicu beragam reaksi dari warganet, banyak yang menanyakan kepastian penutupan dan spekulasi mengenai pengganti GS Supermarket di lokasi-lokasi strategisnya.

Menurut informasi yang tertera di akun Instagram resmi mereka, GS Supermarket saat ini mengoperasikan enam gerai di Indonesia, tersebar di wilayah Jabodetabek. Lokasi tersebut meliputi:

  • GS Legenda Wisata (Bogor)
  • GS Cipondoh (Tangerang)
  • GS Jatiasih (Bekasi)
  • GS Kemang Pratama (Bekasi)
  • GS Jatibening (Bekasi)
  • GS The Fresh Supermarket (Jakarta Selatan)

Seorang karyawan GS The Fresh Supermarket Mampang, Jakarta Selatan, mengkonfirmasi bahwa gerai tersebut akan tutup pada 31 Mei 2025. Lokasi tersebut rencananya akan diambil alih oleh jaringan supermarket lain.

Karyawan lain juga membenarkan bahwa seluruh cabang GS Supermarket di Indonesia, termasuk yang berada di Tangerang dan Bekasi, akan mengakhiri operasionalnya pada tanggal yang sama. Manajemen telah menyampaikan informasi ini kepada seluruh karyawan.

GS The Fresh Supermarket Mampang sendiri baru dibuka pada Juli 2021, menjadi outlet terbaru setelah pembukaan cabang di Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, membenarkan kabar penutupan GS Supermarket. Ia menjelaskan bahwa penutupan ini disebabkan oleh proses pengambilalihan (take over) oleh jaringan supermarket lain. Artinya, GS Supermarket tidak sepenuhnya gulung tikar, melainkan beralih kepemilikan dan manajemen.

Sebelum GS Supermarket, beberapa peritel lain juga telah mengakhiri operasionalnya di Indonesia, termasuk LuLu Hypermarket, Giant, dan Matahari Department Store (beberapa gerai).

Budihardjo Iduansjah mengaitkan fenomena penutupan gerai ritel dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke belanja online. Selain itu, biaya operasional gerai yang tinggi juga menjadi faktor pertimbangan bagi pengusaha untuk menutup atau merestrukturisasi bisnis mereka.

Meski demikian, Budihardjo tetap optimis terhadap prospek pasar ritel di Indonesia. Ia meyakini bahwa dengan jumlah penduduk yang besar dan potensi ekspor yang masih terbuka lebar, Indonesia memiliki pasar yang menjanjikan. Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih lanjut kepada sektor ritel melalui kemudahan perizinan, keringanan pajak, dan stimulus ekonomi.