Indonesia Perkuat Pengawasan Obat dan Makanan Melalui Kemitraan Strategis dengan US Pharmacopeia

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan melalui kolaborasi internasional. Langkah terbaru adalah partisipasi aktif dalam United States Pharmacopeia (USP) Convention 2025 yang berlangsung di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.

Konvensi yang dihadiri oleh lebih dari 500 pemimpin organisasi farmasi global ini menjadi platform penting bagi Indonesia untuk meningkatkan posisinya dalam pengawasan mutu obat di tingkat internasional. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, hadir sebagai pembicara utama dalam sesi pleno, membahas tantangan dan kemajuan Indonesia dalam memastikan akses terhadap obat-obatan berkualitas, serta peluang kolaborasi dengan USP.

"Keikutsertaan dalam forum ini adalah wujud nyata komitmen Indonesia dalam menjamin mutu obat dan memperluas akses terhadap teknologi serta kerjasama internasional," ujar Taruna Ikrar.

Sebagai langkah konkret, BPOM RI dan USP menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang strategis. Kesepakatan ini mencakup berbagai aspek penting, antara lain:

  • Pengembangan metode analisis baru
  • Riset bersama
  • Pertukaran informasi
  • Kolaborasi dalam forum ilmiah dan panel ahli

MoU ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan obat dan pangan olahan di Indonesia, serta mempercepat adopsi teknologi pengujian modern. Diharapkan, kerjasama ini dapat meningkatkan kapasitas nasional dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat melalui ketersediaan produk yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Selain itu, Indonesia juga memberikan dukungan penuh terhadap dua resolusi penting yang dibahas dalam USP Convention. Resolusi II menyoroti pentingnya akses terhadap obat biologis, sementara Resolusi III menekankan perlunya ketahanan rantai pasok farmasi global. BPOM RI menekankan perlunya percepatan akses terhadap standar referensi, penyederhanaan regulasi biosimilar, serta penguatan kolaborasi internasional dalam produksi bahan baku dan pengembangan alat uji mutu yang sederhana.

Dalam wawancara video, Taruna Ikrar menjelaskan bagaimana standar USP telah mendukung penguatan regulasi di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kerjasama global dalam menjaga mutu, keamanan, dan efikasi obat-obatan yang beredar di pasaran.

"Kemitraan dengan USP dan organisasi internasional lainnya sangat krusial dalam membangun sistem pengawasan yang modern dan setara dengan praktik terbaik di dunia," tegas Taruna Ikrar.

Partisipasi aktif BPOM RI dalam USP Convention 2025 dan penandatanganan MoU ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat transformasi sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia, sekaligus memperkuat posisinya di kancah global.