Spekulasi Merger Grab dan GoTo Kembali Bergulir, Target Penyelesaian di Pertengahan 2025

Kabar mengenai potensi penggabungan dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab dan GoTo, kembali mencuat. Sumber anonim menyebutkan bahwa Grab, perusahaan yang berbasis di Singapura dan bergerak di bidang ride-hailing serta pengantaran makanan, sedang berupaya merealisasikan akuisisi terhadap GoTo, perusahaan teknologi asal Indonesia, dengan target penyelesaian pada kuartal kedua tahun 2025.

Menurut laporan yang beredar, Grab telah menunjuk sejumlah penasihat untuk mengawal proses akuisisi ini. Namun, kesepakatan tersebut masih bergantung pada beberapa faktor krusial, termasuk pembiayaan yang saat ini tengah dinegosiasikan Grab dengan beberapa lembaga keuangan. Sumber terpercaya mengungkapkan bahwa Grab mengincar bisnis GoTo dengan valuasi sekitar 7 miliar dollar AS.

Saham GoTo di Bursa Efek Indonesia menunjukkan tren positif dengan kenaikan sekitar 20 persen sejak awal tahun ini, sehingga valuasi pasar mencapai sekitar 5,8 miliar dollar AS. Sementara itu, saham Grab di bursa Nasdaq juga mengalami kenaikan, meskipun lebih moderat, dengan valuasi pasar mendekati 20 miliar dollar AS.

Detail lebih lanjut mengenai struktur akuisisi yang beredar menyebutkan bahwa GoTo akan menjual operasional internasionalnya di Singapura kepada Grab. Di Indonesia, GoTo dikabarkan akan melepaskan seluruh kegiatan operasionalnya kepada Grab, kecuali unit bisnis keuangan.

Apabila merger ini terealisasi, entitas gabungan diperkirakan akan mendominasi pangsa pasar di Indonesia dan Singapura. Namun, langkah besar ini juga berpotensi menghadapi pengawasan ketat dari regulator di pasar-pasar utama Asia Tenggara, mengingat potensi monopoli yang dapat terbentuk. Hingga saat ini, baik Grab maupun GoTo belum memberikan pernyataan resmi terkait spekulasi merger ini.