Cipta Sarana Medika (DKHH) Resmi Melantai di Bursa, Saham Meroket di Debut Perdana

Cipta Sarana Medika Resmi Masuk Pasar Modal Indonesia

PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH), perusahaan yang bergerak di bidang layanan kesehatan, secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis, 8 Mei 2025. Langkah ini menandai debut DKHH sebagai perusahaan publik dan menjadi emiten ke-14 yang melantai di BEI sepanjang tahun 2025.

Dalam penawaran umum perdana saham (IPO), DKHH melepas sebanyak 530 juta lembar saham atau setara dengan 20,78% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Harga per lembar saham ditetapkan sebesar Rp 132, sehingga perusahaan berhasil meraup dana segar sebesar Rp 69,90 miliar dari aksi korporasi ini.

Respon Pasar Positif: Saham DKHH Alami Kenaikan Signifikan

Debut DKHH di pasar modal disambut antusias oleh para investor. Pada awal perdagangan, saham DKHH langsung melonjak hingga 34,85% dan mencapai harga Rp 178 per lembar saham. PT MNC Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dalam IPO ini.

Direktur Utama Cipta Sarana Medika, Satria Muhammad Wilis, menyampaikan bahwa IPO ini memiliki dua tujuan utama bagi perusahaan. Pertama, untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) melalui pengawasan publik yang lebih ketat. Kedua, untuk memacu ekspansi bisnis perusahaan ke depannya.

"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh pasar modal kepada DKHH. Pencatatan saham ini merupakan awal dari perjalanan baru bagi kami. Dengan dukungan dari para pemegang saham publik, kami akan terus berupaya untuk memperluas akses layanan kesehatan berkualitas di wilayah-wilayah yang masih kekurangan," ujar Satria saat memberikan sambutan di Main Hall BEI.

Strategi Pasca-IPO: Fokus pada Pengembangan Infrastruktur dan Layanan Kesehatan

Setelah resmi menjadi perusahaan publik, DKHH berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur layanan kesehatan, terutama di daerah-daerah yang selama ini belum memiliki akses yang memadai. Perusahaan berencana untuk meningkatkan kapasitas, membangun pusat-pusat keunggulan (Centre of Excellence), dan memperkenalkan layanan-layanan spesialistik agar masyarakat di daerah terpencil tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke kota-kota besar untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.

Dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk beberapa keperluan strategis, antara lain:

  • Pembangunan gedung lima lantai di area Rumah Sakit DKH Cibadak dengan anggaran sebesar Rp 40,76 miliar.
  • Pembelian fasilitas poliklinik, ruang rawat inap eksekutif, dan fasilitas standar.
  • Belanja modal untuk pembelian CT-Scan, peralatan medis, dan non-medis senilai Rp 3,62 miliar yang akan digunakan di RS DKH Cibadak.
  • Renovasi RS DKH Cibadak yang ada saat ini dengan anggaran sekitar Rp 612 juta.

Sisa dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk untuk biaya pemasaran guna meningkatkan citra merek perusahaan dan pembayaran kepada vendor obat atau farmasi melalui mekanisme Purchase Order (PO).