Saudi Kecam Rencana Ekspansi Militer Israel ke Gaza, Serukan Penghentian Pelanggaran Hukum Internasional
Pemerintah Arab Saudi menyampaikan kecaman keras atas rencana Israel untuk memperluas operasi militernya di Jalur Gaza. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran global mengenai meningkatnya ketegangan dan potensi pelanggaran hukum internasional di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dalam pernyataan resminya, dengan tegas menolak pengumuman otoritas pendudukan Israel mengenai serangan dan kendali atas Jalur Gaza serta wilayah-wilayah Palestina lainnya. Kementerian tersebut juga menentang keras tindakan Israel yang terus-menerus melanggar hukum internasional. Kecaman ini mencerminkan posisi tegas Saudi terhadap segala bentuk agresi dan pendudukan ilegal di wilayah Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya mengumumkan rencana operasi militer intensif di Gaza dengan tujuan mengalahkan kelompok Hamas. Netanyahu juga menyatakan bahwa penduduk akan dipindahkan demi keselamatan mereka. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan internasional mengenai nasib warga sipil Palestina yang rentan di tengah konflik yang berkecamuk. Kabinet keamanan Israel telah menyetujui perluasan operasi militer di Gaza, termasuk rencana pendudukan wilayah tersebut. Selain itu, puluhan ribu tentara cadangan telah dipanggil untuk mempersiapkan serangan yang diperluas.
Seorang pejabat keamanan senior Israel mengungkapkan bahwa operasi yang diperluas akan mencakup pendudukan Jalur Gaza, penguasaan wilayah tersebut, dan pemindahan penduduk Gaza ke selatan untuk perlindungan mereka. Pejabat tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai bagaimana rencana pemindahan ini akan dilaksanakan atau jaminan keselamatan bagi warga sipil yang terdampak.
Kabinet keamanan Israel juga menyetujui rencana baru untuk distribusi bantuan di dalam Jalur Gaza. Rincian mengenai rencana ini masih belum jelas, termasuk kapan pasukan akan diizinkan masuk ke wilayah tersebut untuk mendistribusikan bantuan. Situasi kemanusiaan di Gaza telah menjadi perhatian utama, dengan banyak organisasi internasional melaporkan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah.
Israel telah melanjutkan kembali serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak Maret, setelah gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat gagal. Kegagalan gencatan senjata tersebut telah memperpanjang konflik dan menyebabkan penderitaan yang lebih besar bagi penduduk sipil di Gaza.
Reaksi internasional terhadap rencana Israel bervariasi, dengan banyak negara dan organisasi yang menyerukan de-eskalasi dan solusi damai untuk konflik tersebut. Arab Saudi adalah salah satu negara yang paling vokal dalam mengutuk tindakan Israel dan menyerukan agar hukum internasional dihormati.
Situasi di Jalur Gaza tetap sangat tegang dan tidak pasti. Eskalasi lebih lanjut dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi penduduk sipil dan stabilitas regional. Upaya diplomatik sangat dibutuhkan untuk mencapai gencatan senjata dan memulai negosiasi yang mengarah pada solusi yang adil dan komprehensif untuk konflik tersebut.