Optimisme Mantan Karyawan Sritex: Potensi Kebangkitan di Tengah Pailit
Optimisme Mantan Karyawan Sritex: Potensi Kebangkitan di Tengah Pailit
Meskipun telah dinyatakan pailit dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap ribuan karyawannya, optimisme atas kebangkitan PT Sritex tetap menyala di hati mantan pekerjanya. Hal ini terungkap dari pernyataan Arif Wahyu Irandi, mantan karyawan Sritex, dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Senin, 3 Maret 2025. Arif, mewakili banyak mantan karyawan lainnya, mengungkapkan keyakinannya bahwa perusahaan tekstil raksasa tersebut masih memiliki potensi untuk bangkit dan kembali beroperasi.
"Kami masih berharap dan yakin Sritex bisa bangkit kembali, bisa beroperasi lagi," ujar Arif. Keyakinan ini, menurutnya, didasari pada potensi sumber daya yang masih dimiliki Sritex. "Mesin-mesin, tenaga kerja terampil, dan bahan baku masih tersedia. Kondisi ini, saya yakin, juga diketahui oleh Bapak Immanuel Ebenezer," tambahnya, merujuk pada salah satu pihak yang terlibat dalam permasalahan Sritex. Arif meyakini bahwa dengan kehadiran investor baru atau strategi bisnis yang tepat, kebangkitan Sritex masih memungkinkan. Ia bahkan memperkirakan adanya potensi dari investor asing yang dapat membantu proses kebangkitan tersebut.
Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa para mantan karyawan tetap terhubung melalui grup komunikasi. Grup ini tak hanya berfungsi sebagai sarana berbagi kabar, tetapi juga menjadi wadah untuk saling mendukung dan berbagi informasi lowongan pekerjaan. "Sampai saat ini, kami tetap berkomunikasi dalam grup. Kami bertukar informasi lowongan kerja, kegiatan sehari-hari, dan bahkan informasi resmi dari perusahaan mengenai pengurusan berkas-berkas," jelasnya. Solidaritas dan jaringan komunikasi yang terjalin erat di antara mantan karyawan menjadi bukti kuat atas ikatan emosional dan harapan yang masih terpatri terhadap perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Iwan Kurniawan Lukminto, sebelumnya telah menyampaikan kesedihan mendalam atas PHK massal yang terjadi. Dalam pernyataannya di Sukoharjo pada Jumat, 28 Februari 2025, Iwan mengungkapkan, "Kami sangat berduka karena ini merupakan momentum historis. Setelah 58 tahun berkarya, kami harus berpisah." Pernyataan ini mencerminkan beratnya dampak pailit Sritex, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi ribuan karyawan dan keluarganya.
Meskipun menghadapi tantangan berat, optimisme mantan karyawan Sritex menjadi secercah harapan bagi masa depan perusahaan. Keberadaan sumber daya yang masih tersedia dan solidaritas antar mantan karyawan menjadi modal berharga dalam upaya kebangkitan. Langkah-langkah strategis dan dukungan dari berbagai pihak akan menjadi penentu keberhasilan upaya tersebut. Kisah Sritex menjadi studi kasus yang menarik, menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan perusahaan yang baik dan peran investor dalam menjaga keberlangsungan usaha.