Perjuangan Sulis: Mantan Pekerja Migran Terlantar hingga Kembali ke Pelukan Keluarga di Malang

Malang Kembali Menjadi Rumah bagi Sulis Setelah Terlunta-lunta di Perbatasan

Kisah pilu Sulis (54), seorang mantan pekerja migran asal Desa Giripurno, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, akhirnya menemukan titik terang. Setelah mengalami serangkaian cobaan hidup, termasuk stroke dan penolakan dari sang anak, Sulis kini telah kembali ke kampung halamannya. Kepulangannya difasilitasi oleh Dinas Sosial Perlindungan Perempuan dan Anak (DSP3A) Nunukan, Kalimantan Utara, yang sebelumnya menampungnya di rumah perlindungan sosial.

Perjalanan hidup Sulis penuh dengan liku-liku. Perceraian di usia muda mendorongnya untuk mencari nafkah di Malaysia, meninggalkan putrinya yang masih kecil di bawah asuhan kakek dan nenek. Di negeri jiran, Sulis bekerja keras sebagai pembersih kebun, menyisihkan sebagian besar gajinya untuk biaya hidup sang anak. Asa untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi buah hatinya menjadi penyemangat di tengah kerasnya perantauan.

Takdir mempertemukan Sulis dengan Haji Ali, seorang pengusaha perkebunan sawit asal Brunei Darussalam. Mereka menikah, namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Haji Ali meninggal dunia, meninggalkan Sulis dengan warisan yang tak seberapa setelah dibagi dengan anak-anak dari pernikahan sebelumnya. Dengan uang tersebut, Sulis kembali ke kampung halaman dan membangun sebuah rumah sederhana.

Namun, cobaan kembali datang. Kehilangan kedua orang tua dan kabar pernikahan putrinya yang kemudian pindah ke Balikpapan, membuat Sulis merasa semakin sendiri. Kerinduan untuk berkumpul dengan keluarga mendorongnya menyusul sang anak ke Balikpapan. Sayangnya, harapan Sulis pupus. Ia ditolak oleh putrinya sendiri dan disarankan untuk kembali bekerja di Malaysia. Patah hati dan tanpa tujuan yang jelas, Sulis terdampar di Nunukan.

Di Nunukan, Sulis mendapat pertolongan dari DSP3A. Namun, kondisinya semakin memburuk. Ia terserang stroke yang melumpuhkan sebagian tubuhnya. Upaya mediasi dengan keluarga di Malang akhirnya membuahkan hasil. Keluarga Sulis bersedia menerimanya kembali. Pada tanggal 6 Mei 2025, Sulis diantar pulang ke kampung halamannya, meninggalkan Nunukan dengan membawa luka di hati, namun juga secercah harapan untuk menemukan kedamaian di tengah keluarga.

Kisah Sulis adalah potret buram perjuangan seorang perempuan yang menghadapi kerasnya hidup. Pengorbanan demi keluarga, harapan yang pupus, dan kehilangan yang bertubi-tubi, mewarnai perjalanan hidupnya. Kini, di kampung halaman, Sulis berharap dapat menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan yang telah lama dirindukannya.

List singkat perjalanan hidup Sulis:

  • 1984: Menikah dengan Bapak Ngaribon dan dikaruniai seorang putri.
  • Usia putri 17 bulan: Bercerai dan merantau ke Malaysia.
  • Bekerja di Malaysia: Sebagai tukang bersih-bersih kebun.
  • Menikah siri: Dengan Haji Ali, seorang pengusaha asal Brunei Darussalam.
  • Suami meninggal: Mendapatkan warisan Rp 150 juta.
  • Kembali ke Malang: Membangun rumah.
  • Kembali ke Malaysia: Bekerja sebagai penjual sarung dan rokok.
  • Kehilangan orang tua: Ayah meninggal tahun 2018, ibu meninggal tahun 2020.
  • Ditolak anak: Saat ingin tinggal di Balikpapan.
  • Terdampar di Nunukan: Ditangani oleh DSP3A.
  • Terkena Stroke: Dirawat di RSUD Nunukan.
  • Dipulangkan ke Malang: Pada 6 Mei 2025.