DPR Optimistis TNI Mampu Bentuk Karakter Siswa Tanpa Pendekatan Kekerasan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan keyakinannya bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki kapasitas untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada siswa yang mengalami masalah perilaku, tanpa harus menggunakan metode kekerasan. Penegasan ini muncul sebagai tanggapan terhadap inisiatif pendidikan karakter yang melibatkan unsur militer, yang telah diimplementasikan di beberapa daerah.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyampaikan pandangannya bahwa TNI memiliki keahlian yang mumpuni dalam melatih berbagai kalangan, dan kedisiplinan tidak harus ditegakkan melalui tindakan represif. Menurutnya, pendekatan yang tegas dan terukur akan lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif dan membentuk karakter siswa. Ia menekankan bahwa kedisiplinan dapat dicapai melalui metode yang tepat, yang fokus pada pengembangan diri dan pemahaman akan ilmu yang dibutuhkan.

Laksono menambahkan bahwa selama program pelatihan tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku, menjaga fungsi utama pendidikan, dan tidak menimbulkan tumpang tindih dengan program lainnya, maka tidak ada alasan untuk melarang atau menghentikan wacana tersebut. Ia juga menyoroti bahwa inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan riil di lapangan, di mana banyak siswa yang membutuhkan bimbingan dan arahan yang lebih intensif.

Program pendidikan karakter yang melibatkan TNI ini telah diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan tujuan untuk membantu siswa yang dianggap bermasalah oleh pihak sekolah dan keluarga. Program ini telah berjalan di Purwakarta dan Bandung, dengan melibatkan siswa SMP yang dinilai sulit diatur. Pelatihan ini dilaksanakan di lingkungan militer, dengan fokus pada pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai bela negara, dan peningkatan kedisiplinan.

Di Purwakarta, sebanyak 39 siswa SMP mengikuti pelatihan di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9. Sementara itu, di Bandung, 30 pelajar yang dianggap memiliki perilaku menyimpang mengikuti program serupa di Rindam III Siliwangi. Program ini melibatkan TNI dan Polri dalam pelaksanaan pelatihan selama 14 hari. Keberadaan program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan karakter siswa dan membantu mereka menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dan berprestasi.