Gencatan Senjata Sepihak Rusia Dimulai di Tengah Kecurigaan Ukraina dan Serangan Udara Terbaru
Perintah gencatan senjata selama tiga hari yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin mulai berlaku hari ini, namun implementasinya dibayangi ketidakpercayaan dari Ukraina dan serangkaian serangan udara yang terjadi menjelang dimulainya masa tenang yang seharusnya ini.
Kremlin mengumumkan bahwa pasukannya akan mematuhi perintah tersebut, tetapi juga memperingatkan akan memberikan respons segera jika diserang oleh pasukan Ukraina. Sementara itu, Ukraina, yang sejak awal mengecam inisiatif ini sebagai taktik propaganda, melaporkan adanya aktivitas militer Rusia di wilayah Sumy, Ukraina timur, tepat sebelum gencatan senjata dimulai. Meski tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa, insiden ini semakin meningkatkan keraguan Kyiv terhadap niat Moskow.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata mulai berlaku, baik Moskow maupun Kyiv saling melancarkan serangan udara. Serangan tersebut menyebabkan penutupan sementara bandara Nizhny Novgorod di Rusia, dengan alasan keamanan penerbangan sipil. Di Ukraina, serangan udara menyebabkan setidaknya dua orang tewas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tetap bersikukuh pada seruan sebelumnya untuk gencatan senjata selama 30 hari, sebuah proposal yang menurutnya akan memberikan kesempatan bagi diplomasi. Zelensky menyatakan kekecewaannya karena belum ada tanggapan dari Rusia terhadap usulan tersebut. Sikap Ukraina mencerminkan skeptisisme yang mendalam terhadap itikad baik Rusia, mengingat pengalaman sebelumnya dengan gencatan senjata yang dilanggar.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang telah berupaya untuk menengahi diakhirinya konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun ini, sejauh ini belum berhasil mencapai terobosan yang signifikan. Gencatan senjata sepihak yang diumumkan Putin sebelumnya disebut sebagai isyarat kemanusiaan setelah adanya tekanan dari AS untuk menghentikan agresi Rusia di Ukraina. Usulan gencatan senjata tanpa syarat yang diajukan bersama oleh AS dan Ukraina pada bulan Maret lalu juga ditolak oleh Putin.
Situasi di lapangan tetap tegang, dengan kedua belah pihak saling menuduh melakukan provokasi. Masa depan gencatan senjata ini, dan dampaknya terhadap prospek perdamaian yang lebih luas, masih belum pasti. Dunia internasional terus mengamati perkembangan ini dengan cermat, berharap bahwa jeda dalam pertempuran ini dapat membuka jalan bagi dialog yang konstruktif.
Berikut adalah poin-poin utama dari situasi terkini:
- Gencatan senjata sepihak Rusia selama tiga hari telah dimulai.
- Ukraina tetap skeptis dan melaporkan serangan udara Rusia sebelum gencatan senjata.
- Serangan udara oleh kedua belah pihak menyebabkan penutupan bandara dan korban jiwa.
- Presiden Zelensky kembali menyerukan gencatan senjata selama 30 hari.
- Upaya mediasi oleh Presiden Trump sejauh ini belum berhasil.