Prabowo Tanggapi Isu Ijazah Jokowi dan Menepis Tudingan Sebagai Presiden Boneka

Prabowo Buka Suara Terkait Polemik Ijazah Jokowi dan Bantah Isu 'Presiden Boneka'

Presiden Prabowo Subianto menanggapi berbagai isu yang berkembang dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, pada 5 Mei 2025. Dua isu utama yang menjadi perhatian adalah polemik seputar keabsahan ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tudingan bahwa dirinya hanyalah seorang "presiden boneka" yang dikendalikan oleh Jokowi.

Prabowo menyatakan keheranannya atas perdebatan mengenai ijazah Jokowi. Bahkan, ia berkelakar bahwa suatu saat nanti, ijazahnya sendiri mungkin akan dipertanyakan. "Masalah ijazah dipersoalkan, nanti ijazah saya ditanya-tanya, iya kan?" ujarnya dalam sidang kabinet.

Sebelumnya, Jokowi telah melaporkan isu pemalsuan ijazahnya ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025, didampingi oleh tim kuasa hukumnya. Setelah membuat laporan, Jokowi menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Jokowi menjelaskan bahwa ia baru melaporkan isu ini karena sebelumnya masih menjabat sebagai presiden. Tudingan tersebut terus bergulir hingga tahun 2025, sehingga ia merasa perlu membawa masalah ini ke ranah hukum agar semuanya menjadi jelas.

Kuasa hukum Jokowi, Yakub Hasibuan, mengungkapkan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Namun, pihaknya telah menyerahkan bukti berupa video yang menunjukkan keterlibatan beberapa individu. "Kami sampaikan peristiwanya ada 24 obyek (video) yang Pak Jokowi sudah melaporkan. Itu juga diduga dilakukan oleh beberapa pihak. Mungkin inisialnya kalau boleh saya sampaikan ada RS, ES, RS, T, dan K," kata Yakub.

Selain masalah ijazah, Prabowo juga membantah keras tudingan bahwa dirinya adalah presiden boneka yang dikendalikan oleh Jokowi. Isu ini mencuat setelah beberapa menteri Kabinet Merah Putih mengunjungi kediaman Jokowi di Solo saat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, menimbulkan spekulasi tentang adanya "matahari kembar" dalam pemerintahan.

"Saya dibilang, apa itu, presiden boneka. Saya dikendalikan oleh Pak Jokowi, seolah Pak Jokowi tiap malam telepon saya, saya katakan itu tidak benar," tegas Prabowo.

Prabowo menjelaskan bahwa ia sering berkomunikasi dengan Jokowi untuk berkonsultasi, mengingat pengalaman Jokowi sebagai presiden selama 10 tahun. Namun, ia juga mengakui bahwa dirinya sering berkonsultasi dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Menurut Prabowo, pertemuannya dengan para mantan presiden tersebut adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. "Saya menghadap beliau enggak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak ada masalah," ujarnya.

Jokowi sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa tidak ada "matahari kembar" dalam pemerintahan Indonesia saat ini. Ia menyatakan bahwa Indonesia hanya dipimpin oleh satu presiden, yaitu Prabowo Subianto. "Kan sudah saya sampaikan bolak-balik, tidak ada matahari kembar, matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto," kata Jokowi pada 22 April 2025.

Isu "matahari kembar" muncul setelah sejumlah menteri Kabinet Merah Putih mengunjungi rumah Jokowi di Solo saat Prabowo sedang melakukan kunjungan ke Timur Tengah. Selain itu, dua menteri, yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menyebut Jokowi sebagai "bos", meskipun Prabowo adalah presiden saat ini.

Trenggono mengatakan, "Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya. Saya sehat, beliau sehat dan minta arahan-arahan. Banyak sekali, saya harus belajar. Ya kemajuan KKP."

Namun, perlu diingat bahwa Prabowo memang mengusung keberlanjutan dalam kampanyenya dan kembali menunjuk sejumlah menteri dari era pemerintahan Jokowi untuk masuk dalam Kabinet Merah Putih.