Bandung Hadapi Krisis Sampah: Pemkot Optimalkan Kolaborasi dan Teknologi Tuntaskan Masalah
Pemerintah Kota Bandung tengah berupaya keras menanggulangi permasalahan sampah yang sudah mencapai tingkat darurat. Berbagai strategi dan inovasi terus digencarkan dalam fase awal penanganan, terutama setelah adanya pembatasan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menekankan pentingnya kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi krisis ini. "Kami sangat terbuka terhadap usulan-usulan dari masyarakat. Jika ada teknologi yang aman, ramah lingkungan, dan memiliki izin yang jelas, tentu akan kami pertimbangkan untuk diadopsi," ujarnya.
Erwin optimis bahwa dengan kerja sama yang solid, masalah sampah di Bandung dapat teratasi. Ia mengajak masyarakat untuk bersabar dan turut serta aktif dalam program-program penanganan sampah yang sedang dijalankan oleh Pemkot.
"Kami bukan superhero yang bisa menyelesaikan semua masalah dalam sekejap. Namun, dengan tahapan-tahapan yang terencana dan dukungan dari semua pihak, Insya Allah Bandung akan terbebas dari permasalahan sampah," tegasnya.
Salah satu wujud kolaborasi yang diapresiasi adalah inovasi mesin insinerator bertenaga air yang dibuat oleh warga. Erwin meninjau langsung mesin tersebut di GOR Saparua dan menilai bahwa hal ini sejalan dengan upaya Pemkot dalam menangani krisis sampah.
"Ini adalah contoh aspirasi dari masyarakat yang memiliki inisiatif dan kreativitas dalam membuat mesin pemusnah sampah. Hal ini sangat mendukung program-program kami," kata Erwin.
Pemkot Bandung telah menetapkan tiga tahapan utama dalam penyelesaian masalah sampah, yaitu:
- Penanganan
- Pemulihan
- Penormalan.
Saat ini, fokus utama masih berada pada tahap penanganan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pembersihan 136 titik kumpul sampah yang tersebar di seluruh kota.
"Kami mulai dengan mengangkut sampah dari titik-titik tersebut ke TPS, kemudian dimusnahkan melalui mesin insinerator," jelasnya.
Untuk mempercepat proses pemusnahan sampah, Pemkot Bandung menargetkan pengadaan mesin insinerator di setiap kecamatan. Targetnya adalah 25 hingga 30 unit mesin dapat segera beroperasi.
"Kami sedang mendorong agar ada 25 sampai 30 mesin yang beroperasi di berbagai titik di Kota Bandung," pungkas Erwin.