Bahaya Konsumsi Ayam Tiren bagi Atlet: Alternatif Sumber Protein Terjangkau dan Aman
Maraknya video yang memperlihatkan atlet binaraga di Malang mengonsumsi ayam tiren (ayam mati kemarin) demi mengejar asupan protein tinggi menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur, memicu kekhawatiran di kalangan medis. Praktik ini dianggap berisiko tinggi bagi kesehatan, terutama bagi atlet yang membutuhkan performa optimal.
Dokter spesialis kedokteran olahraga dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI), Dr. Listya Tresnanti Mirtha, SpKO, Subsp.APK(K), MARS, menegaskan bahwa konsumsi ayam tiren sangat berbahaya. Daging hewan yang tidak disembelih dengan benar akan mengalami pembusukan lebih cepat dan menjadi sarang bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Clostridium, serta racun endotoksin.
"Konsumsi ayam tiren bukan hanya dapat menyebabkan diare dan muntah, tetapi juga berpotensi merusak organ hati, ginjal, bahkan sistem saraf jika dilakukan berulang kali. Risiko ini sangat serius dan tidak bisa dianggap enteng," tegas Dr. Listya.
Alih-alih mengambil risiko dengan mengonsumsi ayam tiren, Dr. Listya menyarankan atlet untuk memilih sumber protein alternatif yang lebih aman, halal, terjangkau, dan tetap berkualitas tinggi. Berikut beberapa pilihannya:
- Telur: Sumber protein hewani yang ekonomis. Satu butir telur mengandung sekitar 6-7 gram protein. Kombinasi dua butir telur dengan sedikit tempe dapat mencukupi kebutuhan protein harian.
- Tempe dan Tahu: Protein nabati lokal yang kaya nutrisi dan terjangkau. Tempe mengandung hingga 19 gram protein per 100 gram.
- Ikan Lele atau Kembung: Alternatif yang lebih murah dibandingkan fillet ayam, namun tetap kaya protein dan asam lemak sehat.
- Susu Bubuk Rendah Lemak: Cocok sebagai suplemen tambahan di malam hari atau setelah sesi latihan.
Dr. Listya merekomendasikan atlet yang sedang berfokus pada pembentukan massa otot untuk mengonsumsi protein sebanyak 1,6-2,2 gram per kilogram berat badan per hari. Asupan ini sebaiknya dibagi menjadi 5-6 kali makan.
Sebagai contoh, seorang atlet dengan berat badan 70 kg membutuhkan sekitar 112-154 gram protein per hari. Jika dibagi menjadi 6 waktu makan, maka setiap kali makan atlet tersebut perlu mengonsumsi sekitar 20-25 gram protein.
Berikut adalah contoh menu makanan tinggi protein yang terjangkau:
- 2 butir telur rebus + 1 potong tempe goreng
- 1 ekor ikan lele bakar + 1 potong tahu
- 1 potong tempe panggang + 1 gelas susu
- 100 gram dada ayam bakar + 1 telur rebus
"Dalam dunia olahraga, disiplin tidak hanya diterapkan di lapangan, tetapi juga di dapur. Pemenuhan gizi tidak harus mahal, namun juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan," pesan Dr. Listya.
Ia menambahkan, atlet sebaiknya tidak mengorbankan kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang tidak layak. Pilihan makanan yang tepat akan meningkatkan performa, mengurangi risiko cedera, dan memperkuat daya tahan tubuh.