Konflik India-Pakistan Diprediksi Tak Pengaruhi Ekspor Batu Bara Indonesia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan keyakinannya bahwa ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan secara signifikan memengaruhi kinerja ekspor batu bara Indonesia. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran yang sebelumnya diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengenai potensi dampak konflik geopolitik tersebut terhadap perdagangan komoditas Indonesia.

Bahlil menjelaskan bahwa permintaan batu bara dari kedua negara tersebut masih tinggi, sehingga ekspor batu bara Indonesia diperkirakan akan tetap stabil. "Hingga saat ini, kami belum melihat adanya gangguan yang berarti," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta.

Sebelumnya, Erick Thohir menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap perkembangan situasi geopolitik global, terutama konflik yang melibatkan India dan Pakistan. Ia mengkhawatirkan dampaknya terhadap ekspor komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara dan minyak sawit, mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang yang penting bagi Indonesia.

"Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ada kemungkinan dampaknya terhadap perdagangan kelapa sawit dan batu bara," kata Erick di Kantor Kementerian BUMN.

Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat dalam beberapa waktu terakhir, dengan kedua negara saling melancarkan serangan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. India dilaporkan telah menembakkan rudal ke wilayah Pakistan, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik.

Menurut laporan Agence France-Presse (AFP), pemerintah India mengklaim telah menyerang sejumlah lokasi yang disebut sebagai "kamp-kamp teroris" di Kashmir yang dikelola Pakistan. Aksi ini dilakukan setelah India menyalahkan Islamabad atas serangan mematikan di wilayah sengketa yang dikelola India. Serangan tersebut dilaporkan menyebabkan korban luka di pihak warga sipil Pakistan.