Indonesia Pertimbangkan Ekspor Beras ke Malaysia pada Akhir 2025 Setelah Swasembada Tercapai
Indonesia membuka peluang untuk kembali melakukan ekspor beras, dengan Malaysia menjadi salah satu negara tujuan potensial. Sinyal ini muncul seiring dengan klaim peningkatan produksi beras dalam negeri yang signifikan, bahkan melampaui kebutuhan nasional.
Kabar ini mengemuka setelah Menteri Pertanian Malaysia berkunjung ke Indonesia untuk menjajaki kemungkinan impor beras. Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian, mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyambut baik permintaan tersebut. Meskipun demikian, prioritas utama saat ini adalah memastikan ketersediaan dan stabilitas pasokan beras untuk kebutuhan domestik.
"Malaysia sudah datang menterinya ke kita, untuk minta impor beras dari kita. Tapi waktu itu Pak Menteri menyampaikan bahwa pada saat ini kami masih memiliki kebutuhan dalam negeri, stok kami cukup," ujar Sam Herodian.
Proyeksi saat ini menunjukan bahwa ekspor beras ke Malaysia dapat terealisasi pada akhir tahun 2025, asalkan kondisi surplus beras dalam negeri tetap terjaga. Peningkatan produksi beras ini, menurut Sam Herodian, berdampak pada perubahan peta persaingan ekspor beras di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara seperti Vietnam dan Thailand, yang sebelumnya merupakan pengekspor utama beras ke Indonesia, kini menghadapi tantangan baru.
"Nanti pada akhir tahun kemungkinan akan bisa kirim, kalau kita sudah aman semuanya," lanjutnya.
Data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memproyeksikan produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton. Angka ini melampaui kebutuhan nasional yang diperkirakan sekitar 31 juta ton. Pemerintah Indonesia bahkan lebih optimis, dengan keyakinan bahwa produksi beras tahun ini akan melampaui proyeksi USDA. Optimisme ini didasarkan pada berbagai upaya peningkatan produksi, termasuk perbaikan sistem irigasi dan penggunaan benih unggul.
"Kemarin pas-pasan Pak, enggak ada untuk stok. Nah tapi kami berkeyakinan ini lebih dari yang ini Pak. Karena asumsinya yang Amerika menggunakan posisinya pada kondisi yang tahun lalu," ungkap Sam.
Selain itu, Sam Herodian juga menyoroti peningkatan signifikan dalam stok beras yang dikelola oleh Bulog. Saat ini, gudang Bulog telah terisi 3,5 juta ton beras, dan diperkirakan akan mencapai 4 juta ton dalam dua minggu mendatang. Jumlah ini disebut sebagai stok beras tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia, menjadi indikator positif bagi ketahanan pangan nasional.
Dengan kondisi stok beras yang melimpah, pemerintah Indonesia memiliki fleksibilitas untuk mempertimbangkan ekspor beras tanpa mengorbankan kebutuhan dalam negeri. Keputusan akhir mengenai ekspor beras ke Malaysia akan bergantung pada evaluasi menyeluruh terhadap kondisi produksi dan stok beras hingga akhir tahun 2025.