Liga Kompas U-14: Kompetisi Sepak Bola Usia Dini yang Menjunjung Tinggi Disiplin dan Fair Play
Liga Kompas U-14 Powered by BRI telah menuntaskan musim kompetisi 2024-2025 dengan serangkaian pertandingan dan kegiatan yang inspiratif. Kompetisi yang diikuti oleh 16 Sekolah Sepak Bola (SSB) ini telah berlangsung selama 15 pekan di Stadion Kera Sakti, Tangerang Selatan, Banten, sebelum akhirnya memasuki babak penentuan gelar juara di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang.
Persaingan ketat terjadi antara Persigawa dan Serpong City, serta Babek Soccer School (SS) yang menghadapi OneWay SS. Babek SS, yang sebelumnya memimpin klasemen dengan 39 poin dari 14 laga, menjadi kandidat kuat juara. Namun, Persigawa dengan selisih tiga poin memberikan ancaman yang nyata. Direktur Liga Kompas, Emilius Caesar Alexey, menyatakan bahwa dua pertandingan penutup berlangsung sangat sengit, menentukan juara dan tim yang berjuang untuk posisi lima besar.
Lebih dari sekadar kompetisi, Liga Kompas U-14 Powered by BRI menyelenggarakan Pekan Raya LKG. Acara ini meliputi LKG Lounge sebagai ruang diskusi, sesi coaching yang menghubungkan pemain muda dengan pelatih berpengalaman, dan pemberian penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan sportivitas.
Rangkaian Acara Pekan Raya LKG
- LKG Lounge: Ruang interaktif yang memperkenalkan Liga Kompas kepada anak-anak dan orang tua, menjelaskan nilai-nilai yang diusung, rekam jejak, dan alumni yang sukses.
- Coaching Clinic: Sesi pelatihan eksklusif dengan Direktur Akademi Dewa United, Firman Utina, dan bintang timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri, yang melatih puluhan pemain muda usia 8-12 tahun.
- Sesi Penghargaan: Pemberian trofi kepada pemain terbaik oleh Exco PSSI Muhammad Sungkar, Asisten Deputi Olahraga Kemenpora Supeni Puddyastuti, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Adi Prinantyo, Direktur Liga Kompas Emilius Caesar Alexey, dan General Manager Event Budhi Sarwiadi.
Dimas Anggara (Babek SS) meraih gelar Pemain Terbaik April, Firki Pratama Gunawan (Persigawa) sebagai Kiper Terbaik, dan Rayina Pamungkas (Babek SS) menjadi Pencetak Gol Terbanyak. Mereka menerima hadiah berupa sepatu bola, piala, dan tabungan pendidikan dari BRI.
Juara pertama, kedua, dan ketiga Liga Kompas U-14 Powered by BRI juga mendapatkan piala, medali, peralatan latihan, dan tabungan pendidikan dari BRI. Selain itu, diumumkan 18 pemain yang akan mengikuti Piala Gothia di Swedia, yang juga menerima tabungan pendidikan dari BRI.
Liga Kompas U-14, yang dimulai pada tahun 2010, adalah wujud komitmen Kompas dalam membina sepak bola usia dini. Kompetisi ini muncul karena kurangnya perhatian terhadap pembinaan sepak bola usia remaja oleh federasi. Setelah 12 musim dan sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, Liga Kompas telah menghasilkan banyak pemain yang bermain di Liga 1 dan Liga 2, serta menjadi anggota tim nasional di berbagai kelompok umur.
Liga Kompas mengusung visi "Mendidik Manusia Melalui Sepak Bola", dengan menjunjung tinggi fair play, respect, dan disiplin. Seluruh elemen tim, termasuk pelatih, manajer, pemain, dan orang tua, wajib mematuhi aturan yang berlandaskan nilai-nilai tersebut. Tindakan kasar dapat berakibat sanksi bagi SSB yang bersangkutan. Pelatih juga diwajibkan memberikan kesempatan bermain kepada semua pemain, minimal 15 menit setiap tiga pekan, agar semua pemain merasakan pengalaman bertanding.
Emilius Caesar Alexey menekankan bahwa Liga Kompas bertujuan agar semua pemain merasakan pengalaman berlatih, bertanding, dan evaluasi secara rutin, sehingga termotivasi untuk meningkatkan diri. Melalui sepak bola, mereka belajar disiplin, taat aturan, dan menghormati semua orang. Pembelajaran ini penting untuk masa depan mereka, karena tidak semua pemain akan menjadi profesional. Jika mereka terbiasa disiplin dan kompetitif, mereka akan sukses dalam karier apa pun yang mereka pilih.
Liga Kompas U-14 2024/2025 powered by BRI didukung oleh Harian Kompas, BRI, Kacang Garuda, AIA, Amman Mineral, Ortuseight, dan Le Minerale.