Inisiatif Gencatan Senjata Rusia Ditolak Ukraina, Serangan Drone Intensif Guncang Moskow
Gelombang ketegangan terus mewarnai konflik antara Rusia dan Ukraina. Inisiatif gencatan senjata sementara selama 72 jam yang diumumkan oleh Rusia, bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan Perang Dunia II, ditolak mentah-mentah oleh pihak Ukraina. Presiden Volodymyr Zelenskyy menuding langkah Moskow itu sebagai upaya untuk menciptakan ilusi perdamaian di tengah konflik yang berkecamuk.
Zelenskyy menegaskan kembali dukungannya terhadap proposal gencatan senjata selama 30 hari yang digagas oleh Amerika Serikat, yang menurutnya dapat membuka ruang bagi diplomasi. Namun, Rusia berpendapat bahwa inisiatif tersebut hanya dapat diimplementasikan jika ada mekanisme yang jelas untuk memastikan pelaksanaannya.
Di tengah penolakan gencatan senjata, eskalasi serangan drone oleh Ukraina ke wilayah Moskow semakin intensif. Serangan-serangan tersebut menyebabkan gangguan signifikan pada operasional bandara-bandara di ibu kota Rusia, memaksa penutupan sementara dan pengalihan penerbangan. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, melaporkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia berhasil menghancurkan sejumlah drone Ukraina.
Situasi ini meningkatkan kewaspadaan di Moskow, terutama menjelang parade militer besar yang memperingati 80 tahun kekalahan Nazi Jerman. Keamanan diperketat di seluruh kota untuk mengantisipasi potensi serangan lebih lanjut. Insiden ini terjadi bersamaan dengan kedatangan Presiden Cina, Xi Jinping, ke Moskow untuk melakukan kunjungan kenegaraan selama empat hari.
Kunjungan Xi Jinping menjadi sorotan utama mengingat hubungan strategis yang semakin erat antara Cina dan Rusia. Agenda utama dalam pertemuan antara Xi dan Presiden Putin mencakup pembahasan pembangunan jalur pipa gas kedua ke Cina dan isu-isu global, termasuk konflik di Ukraina dan dinamika hubungan antara AS dan Rusia.
Kedua pemimpin negara diperkirakan akan membahas strategi bersama untuk menghadapi dominasi global AS dan mendorong terciptanya tatanan dunia yang lebih multipolar. Sejumlah kesepakatan bilateral antara Rusia dan Cina juga dijadwalkan akan ditandatangani selama kunjungan Xi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina sebelumnya menyatakan bahwa prioritas utama kunjungan Xi ke Rusia adalah meredakan ketegangan dan menghindari eskalasi konflik. Sementara itu, Kremlin mengecam serangan Ukraina ke Moskow sebagai tindakan terorisme dan menegaskan bahwa semua langkah yang diperlukan sedang diambil untuk memastikan keamanan selama peringatan berakhirnya Perang Dunia II.