Konflik India-Pakistan Memanas: Akun Instagram Publik Diblokir di Tengah Ketegangan Militer
Gelombang pembatasan akses media sosial melanda India di tengah meningkatnya eskalasi konflik dengan Pakistan. Pemerintah India dilaporkan telah meminta Meta, perusahaan induk Instagram, untuk melakukan pemblokiran terhadap sejumlah akun yang dianggap kritis atau berafiliasi dengan Pakistan.
Langkah ini memicu kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak, terutama mereka yang terkena dampak langsung. Kritikus menilai tindakan pemerintah sebagai upaya membungkam suara-suara independen dan membatasi kebebasan berekspresi di platform media sosial.
Ameer Al Khatahtbeh, pendiri sebuah media independen, menjadi salah satu suara yang lantang menentang pemblokiran ini. Ia menyatakan bahwa ratusan pengikutnya di India melaporkan kehilangan akses ke akun Instagram miliknya. "Ketika platform dan negara mencoba membungkam media, itu justru menunjukkan bahwa kami menjalankan tugas kami dengan memegang mereka yang berkuasa agar bertanggung jawab," tegas Khatahtbeh, menyerukan agar Meta segera memulihkan akses akunnya.
Hingga saat ini, baik Pemerintah India maupun Meta belum memberikan pernyataan resmi terkait permintaan pemblokiran dan alasan di baliknya. Meta hanya merujuk pada kebijakan perusahaan yang memungkinkan pembatasan konten jika melanggar hukum lokal yang berlaku di suatu negara.
Situasi ini semakin memperkeruh suasana di tengah ketegangan militer yang meningkat antara India dan Pakistan. Baku tembak yang terjadi baru-baru ini menjadi insiden paling serius dalam dua dekade terakhir, dipicu oleh serangan rudal India ke wilayah Pakistan sebagai balasan atas dugaan serangan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikuasai India.
Pemerintah India menuding Islamabad sebagai dalang serangan tersebut, namun Pakistan membantah tuduhan tersebut dan berjanji akan melakukan pembalasan. Bentrokan yang terjadi telah menyebabkan sedikitnya 43 orang dari kedua belah pihak tewas.
Selain Instagram, Pemerintah India juga dilaporkan telah memblokir lebih dari selusin kanal YouTube asal Pakistan yang dituduh menyebarkan konten provokatif. Sejumlah tokoh publik Pakistan, termasuk mantan Perdana Menteri Imran Khan, artis Fawad Khan, penyanyi Atif Aslam, dan pemain kriket ternama seperti Babar Azam, Mohammad Rizwan, Shahid Afridi, dan Wasim Akram, juga menjadi sasaran pembatasan akses media sosial.
Langkah-langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya India untuk mengendalikan narasi publik dan meminimalkan pengaruh media asing di tengah konflik yang tengah berlangsung. Pembatasan akses terhadap akun-akun media sosial dan kanal YouTube asal Pakistan semakin mempertegas polarisasi dan ketegangan informasi di antara kedua negara.