Peran Krusial Ayah dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak: Survei Ungkap Kesenjangan
Transformasi Peran Ayah dalam Pembentukan Generasi Berkualitas
Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun, merupakan fondasi krusial bagi perkembangan optimal manusia. Pada periode emas ini, otak berkembang pesat, sistem sensorik mulai matang, dan kemampuan berbahasa serta kognitif dasar terbentuk. Namun, ironisnya, pengasuhan anak seringkali masih didominasi oleh ibu, sementara peran ayah kerapkali diabaikan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Koalisi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) bersama Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) pada tahun 2024, melibatkan 115 ayah di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur, menyoroti kesenjangan dalam keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia dini. Survei ini bertujuan untuk menggali tingkat pengetahuan dan partisipasi ayah dalam periode 1.000 HPK.
Temuan Survei: Pengetahuan Tinggi, Keterlibatan Rendah
Hasil survei menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar ayah menyadari pentingnya peran mereka dalam pengasuhan, hanya sekitar 35,3% yang secara aktif terlibat dalam rutinitas harian seperti menemani anak makan atau menidurkan mereka. Lebih lanjut, skor pengetahuan ayah mengenai 1.000 HPK hanya mencapai 59,5%, menunjukkan perlunya peningkatan edukasi yang relevan dan mudah dipahami.
Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa keterlibatan ayah belum menjadi bagian integral dari rutinitas pengasuhan. Ibu masih dianggap sebagai tokoh utama dalam hampir semua bentuk interaksi dengan anak. Ayah hanya setara dengan ibu dalam aktivitas bermain di luar ruangan. Dalam kegiatan lain seperti mendongeng, membantu belajar, dan bermain di dalam rumah, keterlibatan ayah cenderung lebih rendah, bahkan terkadang kalah dengan saudara kandung.
Dinamika Pengasuhan yang Perlu Diperbaiki
Survei ini juga menyoroti beberapa dinamika pengasuhan yang perlu mendapatkan perhatian serius:
- Hampir separuh ayah (48,3%) setuju dengan penggunaan hukuman fisik dalam mendisiplinkan anak.
- Sebanyak 70% ayah adalah perokok.
- Hampir 45% ayah melaporkan bahwa anak mereka belum memiliki akta kelahiran.
Temuan ini mengindikasikan bahwa kesadaran ayah masih perlu ditingkatkan dalam menciptakan lingkungan yang sehat secara fisik dan mental bagi anak, serta memastikan identitas hukum anak yang berdampak pada akses layanan dasar.
Peran Ayah dalam Lima Pilar Pengasuhan
Menurut para ahli, ayah bukan sekadar "pembantu ibu", melainkan pilar penting dalam lima aspek utama pengasuhan yang tertuang dalam Nurturing Care Framework (NCF), panduan global yang dikembangkan oleh WHO, UNICEF, dan Bank Dunia:
- Kesehatan yang baik: Ayah dapat berperan aktif memastikan ibu mendapatkan nutrisi seimbang selama kehamilan, mengantar ke fasilitas kesehatan, dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
- Gizi yang memadai: Ayah dapat memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi ibu dan anak.
- Pengasuhan responsif: Ayah dapat membangun ikatan emosional dengan anak melalui aktivitas sederhana seperti bermain, merespons ocehan anak, atau mendengarkan cerita mereka.
- Keamanan dan keselamatan: Ayah harus menjamin lingkungan bebas kekerasan, memastikan identitas hukum anak, dan melindungi anak dari eksploitasi.
- Kesempatan belajar sejak dini: Ayah dapat memberikan stimulasi melalui interaksi harian seperti mengenalkan nama benda, warna, atau menanggapi pertanyaan anak.
Dengan berbagi peran secara seimbang dengan ibu dan menciptakan hubungan yang aman serta menyenangkan, ayah membantu membangun rasa percaya diri, rasa aman, dan kebahagiaan dalam diri anak, yang menjadi fondasi penting bagi perkembangan selanjutnya. Membangun kedekatan emosional antara ayah dan anak lebih mudah dilakukan selama periode 1.000 HPK, sebelum anak mengenal banyak figur lain di luar keluarga inti.