Lupus: Mengenal Lebih Dekat Penyakit Autoimun Kompleks yang Sering Terabaikan

Mengenal Lupus: Penyakit Autoimun dengan Manifestasi yang Beragam

Lupus, atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan penyakit autoimun yang kompleks dan seringkali sulit dideteksi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru menyerang sel dan jaringan sehat. Akibatnya, lupus dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, sehingga menimbulkan gejala yang bervariasi antar individu.

Dr. Fenda Adita, SpPD, FINASIM, seorang spesialis penyakit dalam dari RSUP Dr. Kariadi Semarang, menjelaskan bahwa lupus bukanlah satu-satunya penyakit autoimun. Autoimun sendiri adalah kondisi di mana sistem imun tubuh menyerang jaringannya sendiri. Beberapa penyakit autoimun hanya menyerang organ tertentu, sementara lupus bersifat sistemik dan dapat menyerang berbagai organ sekaligus.

Gejala Lupus yang Bervariasi

Salah satu tantangan dalam mendiagnosis lupus adalah gejalanya yang sangat beragam. Penyakit ini sering disebut sebagai "penyakit seribu wajah" karena manifestasinya yang berbeda-beda pada setiap pasien. Beberapa gejala umum lupus meliputi:

  • Nyeri sendi dan otot
  • Ruam kulit, terutama ruam berbentuk kupu-kupu di wajah
  • Kelelahan yang ekstrem
  • Demam
  • Rambut rontok
  • Sensitivitas terhadap cahaya matahari
  • Sariawan
  • Nyeri dada
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Karena gejala-gejala ini juga dapat muncul pada penyakit lain, diagnosis lupus seringkali tertunda. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kombinasi gejala yang mencurigakan.

Fenomena Gunung Es Kasus Lupus di Indonesia

Dr. Fenda mengungkapkan bahwa kasus lupus di Indonesia cukup tinggi, meskipun belum banyak dibicarakan. Data dari RSUP Dr. Kariadi Semarang menunjukkan adanya sekitar 22.000 kunjungan pasien lupus selama tahun 2024. Namun, angka ini diyakini hanya sebagian kecil dari jumlah kasus sebenarnya di masyarakat.

Banyak penderita lupus yang belum terdiagnosis karena kurangnya kesadaran dan gejala yang tidak spesifik. Kondisi ini diibaratkan sebagai fenomena gunung es, di mana jumlah kasus yang terlihat di permukaan jauh lebih kecil dari yang tersembunyi di bawahnya.

Penanganan Lupus dan Kualitas Hidup Pasien

Meskipun lupus merupakan penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan, penanganan yang tepat dapat membantu mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi. Dengan pengobatan yang sesuai, pasien lupus dapat menjalani hidup yang normal dan produktif.

Dr. Fenda menekankan pentingnya diagnosis dini dan terapi yang komprehensif. Obat-obatan yang tersedia saat ini cukup efektif dalam menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan. Selain itu, pasien lupus juga perlu menjaga gaya hidup sehat, seperti:

  • Istirahat yang cukup
  • Olahraga teratur
  • Diet seimbang
  • Menghindari paparan sinar matahari berlebihan
  • Mengelola stres

Meningkatkan Kesadaran tentang Lupus

Dalam rangka memperingati Hari Lupus Sedunia setiap tanggal 10 Mei, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan diagnosis lupus dapat dilakukan lebih awal, sehingga pasien dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Ketersediaan obat-obatan untuk lupus di Indonesia saat ini juga sudah semakin baik. Hal ini memberikan harapan bagi pasien untuk menjalani terapi jangka panjang dengan lebih tenang.