Kinerja Gemilang Kuartal I/2025, Laba Bersih SSMS Melonjak 23 Persen

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), emiten yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit, mengumumkan pencapaian laba bersih yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2025. Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 341,5 miliar, menandai pertumbuhan sebesar 23,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 276,9 miliar. Hal ini berdampak pada laba bersih per saham yang mencapai Rp 35,95 per lembar.

Kenaikan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 3,7 triliun, atau tumbuh sebesar 48 persen dari Rp 2,5 triliun pada kuartal pertama tahun 2024. Meskipun beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan dari Rp 1,74 triliun menjadi Rp 2,39 triliun, namun pertumbuhan pendapatan berhasil mengkompensasi hal tersebut. Laba bruto perusahaan melonjak sebesar 68,5 persen dari Rp 771,4 miliar menjadi Rp 1,3 triliun. Selain itu, EBITDA perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 14,9 persen dari Rp 643 miliar menjadi Rp 739 miliar.

Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, menyampaikan optimisme terkait pertumbuhan kinerja perusahaan di tahun 2025. Beliau memperkirakan pertumbuhan sekitar 10 persen, sejalan dengan tren pemulihan produksi minyak sawit nasional dan strategi efisiensi biaya yang diterapkan oleh perusahaan. SSMS menargetkan pertumbuhan yang realistis, selaras dengan proyeksi pertumbuhan industri sawit nasional.

SSMS berupaya memanfaatkan momentum kenaikan produksi minyak sawit Indonesia, yang diperkirakan mencapai 48 juta ton setelah sebelumnya turun menjadi 45 juta ton. Perusahaan mengambil langkah-langkah strategis untuk menggenjot operasional dan meningkatkan efisiensi, termasuk pembelian bahan baku eksternal secara agresif dan investasi di sektor pendukung.

Untuk mendukung operasionalnya, SSMS mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 510 miliar pada tahun 2025. Dana ini akan dialokasikan untuk renovasi fasilitas pekerja, pengadaan alat berat, dan peremajaan mesin produksi. Hingga kuartal pertama tahun 2025, realisasi capex telah mencapai sekitar 30–35 persen atau sekitar Rp 180 miliar.

Pengendalian biaya menjadi fokus utama perusahaan. Jap Hartono menekankan pentingnya pengendalian biaya, dengan cash cost sekitar 325 dollar AS dan break-even di 550 dollar AS, SSMS tetap dapat bertahan meskipun harga CPO berada di level terendah.

Selain itu, SSMS juga terus memperkuat ekspansi ke sektor hilir dengan menyelesaikan pembangunan fasilitas refinery berkapasitas 1.500 ton per hari yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi dan diversifikasi produk sawit perusahaan.

Produktivitas SSMS juga mengalami peningkatan, dengan yield meningkat dari 7,1 ton per hektare menjadi 7,5 ton per hektare pada empat bulan pertama tahun 2025. Kebun paling produktif saat ini berada di Spontanme Estate (SMU), dengan yield 28,5 ton per hektare per tahun dan oil extraction rate (OER) 24 persen.

SSMS juga menunjukkan komitmen terhadap lingkungan dengan mengoperasikan dua unit biogas plant untuk menghemat energi pabrik dan perumahan karyawan. Perusahaan berencana untuk menambah tiga biogas plant dan dua bio-CNG plant sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

SSMS berfokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan, efisiensi, dan kontribusi nyata bagi industri dan masyarakat.

Rincian Kinerja SSMS Kuartal I 2025:

  • Laba Bersih: Rp 341,5 miliar (naik 23,3%)
  • Pendapatan: Rp 3,7 triliun (naik 48%)
  • Laba Bruto: Rp 1,3 triliun (naik 68,5%)
  • EBITDA: Rp 739 miliar (naik 14,9%)
  • Capex: Rp 510 miliar (alokasi 2025)
  • Yield: 7,5 ton per hektare (naik dari 7,1 ton)

Inisiatif Strategis SSMS:

  • Ekspansi ke sektor hilir dengan pembangunan fasilitas refinery.
  • Pengendalian biaya yang ketat untuk menjaga profitabilitas.
  • Investasi pada energi terbarukan melalui biogas plant.
  • Fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan kontribusi sosial.