Kenali Perbedaan Nyeri Dada: GERD atau Serangan Jantung?
Nyeri dada merupakan keluhan yang umum, namun seringkali menimbulkan kebingungan. Pasalnya, gejala yang ditimbulkan oleh penyakit asam lambung (GERD) dan serangan jantung memiliki kemiripan, sehingga berpotensi menyebabkan kesalahan diagnosis dan penanganan yang kurang tepat.
Dr. Muhammad Yamin SpJP(K), seorang spesialis jantung, menjelaskan bahwa beberapa gejala seperti mual, muntah, nyeri lambung, dan keringat dingin dapat ditemukan pada kedua kondisi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk tidak langsung menganggap semua nyeri dada sebagai GERD, terutama setelah melakukan aktivitas berat, berolahraga, atau mengalami stres.
"Jangan langsung dipastikan GERD. Apalagi kalau nyerinya menjalar ke dada dan leher," ujar dr. Yamin.
Idealnya, konsultasi dengan dokter diperlukan, terutama jika gejala muncul berulang kali. Hal ini sangat penting bagi individu berusia di atas 35 tahun yang memiliki faktor risiko seperti:
- Merokok
- Hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Kegemukan
- Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
- Diabetes
Gejala Khas Serangan Jantung
Meski terdapat kemiripan, dr. Yamin menjelaskan bahwa terdapat gejala khas yang dapat membantu membedakan antara serangan jantung dan GERD. Serangan jantung umumnya menimbulkan rasa sakit yang spesifik pada bagian tubuh tertentu. Nyeri dada pada serangan jantung biasanya terasa di tengah dada dan dapat menjalar ke leher atau lengan kiri. Gejala ini seringkali dipicu oleh aktivitas fisik, olahraga, atau emosi, dan umumnya mereda dengan istirahat.
Namun, penting untuk diingat bahwa pada sebagian kecil kasus (5-10%), gejala serangan jantung tidak khas. Beberapa pasien mungkin hanya merasakan nyeri singkat, sesak napas, atau bahkan tidak merasakan nyeri sama sekali. Pada orang tua dengan diabetes, sesak napas seringkali menjadi gejala utama dibandingkan nyeri dada.