PPATK Soroti Dana Judi Online yang Terus Mengalir Deras

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait perputaran uang dalam aktivitas judi online. Hingga kuartal pertama tahun 2025, lembaga tersebut mencatat akumulasi deposit judi online telah mencapai angka yang fantastis, yaitu Rp 6,2 triliun.

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, menyampaikan data ini dengan harapan dapat memicu tindakan pencegahan yang lebih efektif. Ia menjelaskan bahwa jika tren ini terus berlanjut tanpa adanya intervensi yang signifikan, nilai deposit judi online berpotensi melonjak hingga Rp 25 triliun pada akhir tahun 2025. Angka ini menggarisbawahi urgensi untuk memperkuat kerja sama antarinstansi dan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam memerangi praktik ilegal ini.

Perubahan Tren Judi Online: Transaksi Kecil, Dampak Besar

Salah satu faktor yang memicu peningkatan transaksi judi online adalah perubahan tren dalam nominal taruhan. Jika sebelumnya transaksi judi online umumnya melibatkan jumlah uang yang besar, kini para pemain dapat melakukan deposit dan taruhan dengan nominal yang jauh lebih kecil, bahkan mulai dari Rp 50.000. Kemudahan akses dan jangkauan yang lebih luas ini menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas yang berisiko tinggi ini.

PPATK mencatat adanya lonjakan signifikan dalam jumlah transaksi judi online dari tahun ke tahun. Berikut adalah data yang menunjukkan peningkatan tersebut:

• 2017: 250.726 transaksi
• 2021: 43,5 juta transaksi
• 2022: 104,7 juta transaksi
• 2024: 209,5 juta transaksi

Angka-angka ini secara jelas menggambarkan betapa cepatnya pertumbuhan judi online di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga memiliki dampak sosial yang merusak, seperti masalah keluarga, kriminalitas, dan gangguan mental. Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan penegakan hukum, edukasi publik, dan pemblokiran situs-situs judi online untuk mengatasi masalah ini secara efektif.