Bio Farma Intensif Jajaki Pendanaan dari Danantara untuk Pengembangan Vaksin

PT Bio Farma (Persero) tengah gencar melakukan pendekatan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mendapatkan penyertaan modal negara (PMN). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk merealisasikan rencana strategis perusahaan, terutama dalam pengembangan berbagai jenis vaksin.

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, mengungkapkan bahwa pengajuan PMN telah dilakukan dan saat ini prosesnya beralih ke Danantara. "Kami memang tahun lalu juga sudah mengajukan PMN, cuma sekarang sudah beralih ke Danantara. Kami juga sudah melakukan pendekatan kepada Danantara dan progres ini harus berjalan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.

Shadiq mengakui bahwa keterbatasan modal kerja menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Bio Farma. Padahal, perusahaan memiliki sejumlah proyek pengembangan vaksin yang menjanjikan, seperti vaksin rotavirus, vaksin tifoid suntik (TVC), dan vaksin hexavalent (vaksin kombinasi).

Selain fokus pada perolehan pendanaan, Bio Farma juga tengah menjalankan program restrukturisasi finansial dan reorientasi bisnis. Shadiq menjelaskan, restrukturisasi ini diharapkan selesai pada akhir Mei, melibatkan negosiasi dengan 13 bank.

Dalam jangka pendek, Bio Farma akan memprioritaskan:

  • Restrukturisasi finansial
  • Reorientasi bisnis yang efisien
  • Penyusunan strategi dengan target yang sistematis

Sementara itu, dalam jangka menengah (2025-2029), perusahaan akan berupaya memperkuat portofolio bisnisnya dengan mengembangkan produk-produk farmasi baru. Bio Farma juga ingin memperkuat posisinya sebagai bagian dari holding farmasi yang terintegrasi dengan ekosistem kesehatan. Upaya digitalisasi juga terus dilakukan untuk mendukung operasional perusahaan.

Sebelumnya, Bio Farma telah mengusulkan PMN sebesar Rp 2,21 triliun untuk pembangunan sarana produksi vaksin. Investasi ini akan digunakan untuk membangun gedung, membeli peralatan, dan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai jenis vaksin dengan kapasitas total 1 miliar dosis, yang terdiri dari 700 juta dosis bahan baku (drug substance) dan 300 juta dosis produk jadi (finish product).

Dengan pendanaan yang memadai, Bio Farma berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi vaksin dan berkontribusi lebih besar dalam program kesehatan nasional dan global.