Perjuangan Dua Dekade: Pasutri Penjual Roti di Cianjur Wujudkan Mimpi Naik Haji

Impian Jadi Nyata: Kisah Inspiratif Pasutri Penjual Roti Asal Cianjur Menuju Tanah Suci

Di balik kesederhanaan gerobak roti yang setiap hari menjajakan dagangannya di pinggir jalan Cianjur, tersimpan sebuah mimpi besar. Selama dua puluh tahun, Nyai Nenah dan Ujang Jaenudin, pasangan suami istri yang gigih, mengumpulkan setiap rupiah hasil penjualan roti mereka. Bukan untuk kemewahan, melainkan untuk mewujudkan impian terbesarnya: menunaikan ibadah haji.

Kisah mereka adalah cerminan dari ketekunan, kesabaran, dan keyakinan yang kuat. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan kerasnya persaingan hidup, mereka tak pernah menyerah pada cita-cita suci tersebut. Tahun 2005 menjadi titik awal perjalanan panjang mereka. Berjualan roti di trotoar, dengan penghasilan yang pas-pasan, tak membuat mereka berkecil hati. Setiap hari, sebagian keuntungan disisihkan untuk ditabung, khusus untuk biaya haji.

Kini, setelah dua dekade berlalu, penantian itu berbuah manis. Nama Nyai Nenah dan Ujang Jaenudin terdaftar sebagai calon jemaah haji asal Cianjur. Gerobak roti yang menjadi saksi bisu perjuangan mereka kini ditinggalkan sementara. Bukan karena bangkrut atau putus asa, melainkan karena panggilan suci dari Baitullah yang sudah lama mereka idam-idamkan.

Saat ditemui di kediamannya yang sederhana di Kampung Sudimampir, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Nyai Nenah tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Sambil tersenyum, ia menceritakan bagaimana ia dan suami memulai menabung sejak awal berjualan. Niat yang tulus dan keyakinan yang kuat menjadi modal utama mereka dalam menggapai impian tersebut. Perlahan tapi pasti, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 300 juta, sebuah angka yang fantastis bagi seorang penjual roti kecil.

"Insya Allah, tanggal 19 Mei nanti kami berangkat bersama, tergabung dalam kloter 38," ujar Nyai Nenah dengan mata berbinar. Saat ini, mereka tengah sibuk mempersiapkan segala keperluan haji, mulai dari pakaian ihram hingga obat-obatan pribadi. Doa dan harapan terus dipanjatkan agar diberikan kesehatan dan kelancaran selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Kepada Jurnalis, Nyai Nenah menuturkan bahwa ia dan suami akan kembali berjualan roti seperti biasa setelah kembali dari Mekkah. Ibadah haji, bagi mereka, bukan hanya sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga motivasi untuk terus bekerja keras dan memberikan yang terbaik bagi keluarga dan masyarakat.

Kisah Nyai Nenah dan Ujang Jaenudin adalah inspirasi bagi kita semua. Bahwa dengan ketekunan, kesabaran, dan keyakinan yang kuat, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk diraih. Bahkan, dari gerobak roti sederhana di pinggir jalan, sebuah impian suci dapat terwujud.


Persiapan Matang Menuju Tanah Suci

Menjelang keberangkatan, pasangan ini disibukkan dengan berbagai persiapan. Selain mengurus dokumen-dokumen penting, mereka juga mengikuti bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Bimbingan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Mereka juga tak lupa meminta doa restu kepada keluarga, kerabat, dan tetangga. Dukungan dan doa dari orang-orang terdekat menjadi bekal yang sangat berharga dalam perjalanan spiritual mereka. Selain itu, mereka juga menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan para pelanggan setia roti mereka, menyampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan dan berjanji akan kembali melayani mereka setelah pulang dari haji.

Harapan dan Doa

Menunaikan ibadah haji merupakan puncak dari impian setiap muslim. Nyai Nenah dan Ujang Jaenudin berharap dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah dengan khusyuk dan mabrur. Mereka juga berdoa agar diberikan kesehatan, keselamatan, dan kekuatan selama berada di Tanah Suci. Tak lupa, mereka juga memohon agar seluruh dosa-dosa mereka diampuni dan diberikan keberkahan dalam hidup.

Setelah kembali dari haji, mereka bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat bagi agama, keluarga, dan masyarakat. Mereka ingin menjadi contoh yang baik bagi generasi muda, bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan keyakinan yang kuat, semua impian dapat terwujud.