Pariwisata Bali Lebih Efektif dengan Keamanan Lokal, Tanpa Perlu Tambahan Ormas
Keamanan dan ketertiban di Bali menjadi sorotan, terutama terkait dengan peran organisasi kemasyarakatan (ormas) dari luar daerah. Seorang pengamat pariwisata, I Gede Pitana, menyampaikan pandangannya mengenai efektivitas sistem keamanan yang telah ada di Pulau Dewata. Ia menekankan bahwa Bali sebenarnya tidak memerlukan tambahan petugas keamanan dari ormas luar, mengingat keberadaan aparat kepolisian, TNI, Babinsa, serta pecalang yang telah lama mengakar dalam sistem keamanan desa adat.
Keberadaan pecalang di setiap desa adat memiliki peran penting dalam menjaga estetika dan ketertiban wilayah adat. Mereka bukan hanya sekadar petugas keamanan, tetapi juga bagian integral dari kehidupan bermasyarakat di Bali. Kehadiran mereka telah lama membantu dalam mengatur lalu lintas dan menjaga ketertiban umum.
Pitana mengapresiasi niat baik ormas yang ingin berkontribusi dalam menjaga keamanan di Bali, namun ia lebih menekankan pada pemberdayaan petugas keamanan yang sudah ada. Ia juga mendukung pembentukan paguyuban dari berbagai kelompok masyarakat, seperti pedagang atau pekerja, yang bertujuan untuk menjaga keamanan sesama individu di Bali. Namun, ia mengingatkan agar ormas dari luar Bali tidak menimbulkan gesekan dengan organisasi tradisional yang telah ada.
Keamanan dan kedamaian adalah modal utama bagi pariwisata Bali, yang menjadi sumber kehidupan bagi sebagian besar masyarakatnya. Oleh karena itu, menjaga stabilitas dan harmoni di Pulau Dewata menjadi prioritas utama.
Penolakan terhadap kehadiran ormas tertentu, seperti GRIB Jaya, juga muncul dari berbagai kalangan masyarakat Bali, termasuk Ketua Pecalang Bali dan tokoh adat. Mereka berpendapat bahwa desa adat di Bali telah memiliki lembaga yang bertugas menjaga keamanan wilayah setempat, yaitu pecalang. Penolakan ini didasari oleh pengalaman sebelumnya, di mana GRIB Jaya dianggap meresahkan karena melakukan penyegelan pabrik dan gudang di daerah lain.
Anggota DPD RI Provinsi Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, juga turut menyuarakan penolakan terhadap GRIB Jaya. Ia mempertanyakan visi dan misi ormas tersebut di Bali, serta menekankan bahwa Bali telah aman dalam perlindungan puluhan ribu pecalang yang aktif sejak lama. Ia juga mengingatkan agar semua pihak dapat hidup berdampingan dengan harmonis di Bali, dengan menghormati adat dan tradisi setempat.
- Pecalang
- Desa Adat
- Keamanan Bali
- Organisasi Masyarakat (Ormas)
- Pariwisata
Beberapa point yang menjadi sorotan:
- Peran Pecalang: Petugas keamanan desa adat yang memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah adat.
- Penolakan Ormas: Munculnya penolakan terhadap ormas dari luar Bali, seperti GRIB Jaya, karena dianggap tidak sesuai dengan budaya dan tradisi setempat.
- Pemberdayaan Lokal: Pentingnya memberdayakan petugas keamanan lokal dan masyarakat dalam menjaga keamanan Bali.
- Harmoni dan Stabilitas: Menjaga harmoni dan stabilitas di Bali sebagai modal utama bagi pariwisata.