Nyoman Ayu Carmenita: Dari Pelantun Bali hingga Bintang K-Pop bersama Hearts2Hearts
Nyoman Ayu Carmenita: Dari Pelantun Bali hingga Bintang K-Pop bersama Hearts2Hearts
Debut Nyoman Ayu Carmenita, atau yang dikenal sebagai Carmen, bersama grup K-Pop Hearts2Hearts (H2H) telah mencuri perhatian publik Indonesia. Gadis Bali berusia 18 tahun ini berhasil mewujudkan impiannya menjadi idol K-Pop setelah melewati perjalanan panjang yang penuh tantangan dan pengorbanan. Debutnya bersama H2H, grup beranggotakan delapan orang di bawah naungan SM Entertainment, dirayakan dengan perilisan lagu The Chase pada 24 Februari 2025. Kisah sukses Carmen ini tak lepas dari tekadnya yang kuat dan dukungan keluarga, meskipun awalnya dihadapkan pada berbagai rintangan.
Perjalanan Carmen menuju panggung K-Pop dimulai jauh sebelum namanya dikenal publik. Kecintaannya pada musik K-Pop, yang terinspirasi dari Girls' Generation, telah menumbuhkan impiannya untuk menjadi seorang idol sejak usia muda. Pada tahun 2020, di usia 15 tahun, ia diam-diam mengikuti audisi SM Entertainment secara mandiri, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Kadek Ayu Sri Handayani, ibunda Carmen, menceritakan bahwa awalnya ia dan suami melarang Carmen pergi ke Korea Selatan karena khawatir dengan usia putrinya yang masih sangat muda. Namun, tekad Carmen yang bulat dan keberhasilannya melewati tahap awal audisi secara online, akhirnya mampu meyakinkan orang tuanya.
Setelah pembatasan COVID-19 dicabut, Carmen terbang ke Jakarta untuk mengikuti tahap seleksi final. Berbeda dengan peserta lain yang didampingi oleh keluarga besarnya, Carmen hanya ditemani oleh kakaknya. Kegigihannya tersebut membuahkan hasil. Carmen lolos audisi dan memulai perjalanan panjangnya sebagai trainee di Korea Selatan. Selama menjadi trainee, ia menjalani home schooling agar tetap dapat menyelesaikan pendidikan SMA-nya, dan lulus pada tahun 2024. Selama masa pelatihan, Carmen berlatih dan belajar setiap hari tanpa henti, menunjukkan dedikasi dan kerja keras yang luar biasa. Ibunya mengungkapkan bahwa Carmen jarang mengeluh dan selalu optimis meskipun menghadapi berbagai kesulitan, termasuk culture shock awal ketika beradaptasi dengan budaya Korea Selatan yang berbeda dengan budaya Bali.
Meskipun sempat merasa terkejut dengan perbedaan budaya, khususnya mengenai ekspresi wajah yang lebih tertahan di Korea Selatan dibandingkan dengan keramahan khas Bali yang selalu tersenyum, Carmen mampu beradaptasi dan bahkan menjadikan keramahannya sebagai ciri khasnya di industri K-Pop. Sikap ramah dan murah senyumnya yang alami justru menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini membuktikan kemampuan adaptasi dan fleksibilitas Carmen dalam menghadapi lingkungan baru dan tantangan budaya yang berbeda.
Bakat seni Carmen rupanya merupakan warisan turun-temurun dari keluarganya. Kedua orang tuanya merupakan musisi. Ibundanya, seorang penyanyi dengan empat album dan pemilik Sanggar Ayu Bali Suara, sedangkan ayahnya adalah seorang gitaris. Kemampuan menari Carmen juga merupakan warisan dari nenek dari pihak ibunya yang merupakan seorang penari di era Presiden Soekarno. Dari pihak ayah, keluarga Carmen dikenal sebagai seniman lukis dari Ubud. Kisah Carmen menunjukkan bagaimana bakat dan kerja keras, dipadukan dengan dukungan keluarga, dapat menghasilkan kesuksesan yang luar biasa. Perjalanan Carmen dari gadis Bali yang bercita-cita menjadi idol K-Pop hingga menjadi bagian dari Hearts2Hearts menjadi inspirasi bagi banyak orang yang bermimpi meraih cita-cita yang tinggi.
Berikut beberapa poin penting dari perjalanan Carmen:
- Audisi mandiri tanpa sepengetahuan orang tua.
- Menjalani home schooling selama menjadi trainee.
- Menghadapi dan beradaptasi dengan culture shock.
- Memanfaatkan bakat seni turun-temurun.
- Menunjukkan dedikasi dan kerja keras yang tinggi.