Investasi Sektor Otomotif Nasional Lampaui Rp 157 Triliun dalam Lima Tahun Terakhir
Investasi di sektor otomotif Indonesia menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir. Menteri Investasi dan Hilirisasi RI, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa realisasi investasi di sektor ini telah mencapai lebih dari Rp 157 triliun selama periode 2020-2024. Pencapaian ini menggarisbawahi kontribusi signifikan industri otomotif terhadap perekonomian nasional.
"Kontribusi otomotif terhadap ekonomi negara sangat besar. Investasi di industri otomotif selama 2020-2024 mencapai realisasi lebih dari Rp 157 triliun," ujar Rosan Roeslani di Jakarta.
Rosan menjelaskan bahwa investasi memiliki peran penting dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontribusi investasi terhadap PDB menduduki peringkat kedua terbesar setelah konsumsi domestik, dengan porsi mencapai sedikit di atas 29 persen. Dari angka tersebut, industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 18,9 persen terhadap PDB, dan sektor otomotif menjadi salah satu pendorong utama.
Dalam lima tahun terakhir, industri otomotif mencatatkan kontribusi rata-rata sebesar 7,6 persen terhadap PDB manufaktur. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sektor ini dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri otomotif, termasuk dengan memberikan berbagai insentif dan kemudahan.
Lebih lanjut, Rosan Roeslani menekankan potensi besar Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik (EV). Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya yang lengkap untuk mengembangkan ekosistem EV yang komprehensif, mulai dari pertambangan nikel hingga fasilitas daur ulang baterai.
"Indonesia memiliki ekosistem EV battery yang paling lengkap, mencakup seluruh rantai nilai dari pertambangan nikel, pengolahan nikel menjadi nikel sulfat, precursor, cathode, anode, cell battery, battery pack, hingga daur ulang baterai. Semua investasi ini sudah ada di Indonesia, sehingga ekosistem secara keseluruhan sudah terbentuk," jelasnya.
Rosan juga menargetkan bahwa pada tahun 2029, sekitar 36 persen produk kendaraan listrik Indonesia akan terintegrasi dalam rantai nilai global. Upaya untuk mencapai target ini telah dimulai sejak saat ini, dengan mendorong investasi di sektor manufaktur komponen EV dan pengembangan teknologi baterai.
Data menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) di Indonesia. Pada tahun 2024, pertumbuhan penjualan BEV mencapai 151,4 persen secara year-on-year (YoY). Rata-rata pertumbuhan YoY dari tahun 2019 hingga 2024 mencapai 331 persen, menunjukkan peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan.