Banjir Rob Landa Pesisir Sayung, Ribuan Warga Demak Terancam, Solusi Permanen Mendesak

Banjir rob kembali menerjang Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menyebabkan dampak signifikan bagi ribuan warga di wilayah pesisir. Kenaikan permukaan air laut telah merendam setidaknya sepuluh desa di sepanjang jalur Pantura Semarang-Demak, memperparah kondisi kehidupan masyarakat setempat.

Merespon situasi darurat ini, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Sayung telah melakukan audiensi dengan DPRD Demak. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk segera mengambil tindakan konkret dalam mengatasi banjir rob yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan belum menemukan solusi permanen.

Dampak Banjir Rob yang Meluas

Banjir rob telah menyebabkan kerusakan yang meluas pada berbagai aspek kehidupan di sepuluh desa terdampak, yaitu:

  • Desa Sidorejo
  • Desa Banjarsari
  • Desa Surodadi
  • Desa Tugu
  • Desa Timbulsloko
  • Desa Gemulak
  • Desa Sidogemah
  • Desa Purwosari
  • Desa Bedono
  • Desa Sriwulan

Ribuan rumah warga, tempat ibadah, fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur desa mengalami kerusakan akibat terjangan air laut. Data yang dihimpun oleh MWC NU menunjukkan betapa parahnya dampak banjir rob di masing-masing desa. Di Desa Sidorejo, misalnya, sekitar 1.450 keluarga terdampak setiap tahunnya. Sementara itu, di Desa Tugu, terdapat 1.100 keluarga dengan 1.132 rumah, 18 tempat ibadah, 5 sekolah, dan fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan. Desa Surodadi dan Timbulsloko menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak karena berhadapan langsung dengan laut, mengakibatkan abrasi pantai dan hilangnya tempat tinggal.

Nasib Dukuh Bogorame di Ujung Tanduk

Salah satu wilayah yang paling memprihatinkan adalah Dukuh Bogorame. Akses masuk ke dukuh ini semakin sulit akibat banjir rob yang terus meluas. MWC NU mendesak pemerintah daerah untuk segera membangun jembatan menuju Dukuh Bogorame agar wilayah ini tidak terisolasi dan hilang dari peta.

Pembangunan Tanggul Laut Sebagai Solusi Permanen

MWC NU meyakini bahwa pembangunan tanggul laut merupakan satu-satunya solusi permanen untuk menghentikan abrasi dan banjir rob di pesisir Demak. Mereka mendesak pemerintah pusat untuk menjadikan pembangunan tanggul laut sebagai proyek strategis nasional dan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk merealisasikannya.

Setelah audiensi, perwakilan peserta menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah berkomitmen untuk menangani banjir rob di Sayung. Namun, mereka menyadari bahwa APBD Demak tidak mencukupi untuk membangun tanggul laut, sehingga dukungan dari pemerintah pusat melalui APBN sangat dibutuhkan.

Masyarakat Sayung terpaksa bertahan dalam keterbatasan karena tidak memiliki pilihan lain untuk pindah. Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk melindungi mereka dari ancaman banjir rob yang terus menghantui kehidupan mereka.