Thailand Beralih Fokus ke Wisatawan India di Tengah Penurunan Turis Tiongkok
Thailand, yang ekonominya sangat bergantung pada sektor pariwisata, kini tengah berupaya mencari sumber pendapatan baru seiring dengan penurunan jumlah wisatawan Tiongkok yang mengunjungi negara tersebut, terutama di destinasi populer seperti Pattaya. Pemerintah Thailand kini mengalihkan perhatian mereka ke pasar India yang dinilai memiliki potensi besar untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh turis Tiongkok.
Penurunan jumlah wisatawan Tiongkok di Thailand, khususnya di Pattaya, terlihat jelas. Jalan-jalan yang dulunya ramai oleh pengunjung dari Tiongkok, seperti Walking Street dan area dermaga menuju Pulau Coral, kini tampak lebih sepi. Data kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan Tiongkok yang datang masih jauh di bawah angka sebelum pandemi. Banyak dari mereka yang kini lebih memilih Jepang atau Vietnam sebagai tujuan wisata karena dianggap lebih praktis dan menawarkan insentif yang lebih menarik.
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan minat wisatawan Tiongkok untuk berlibur ke Thailand antara lain:
- Kebijakan Pemerintah Tiongkok: Pemerintah Tiongkok secara aktif menarik kembali wisatawan internasional dengan berbagai kebijakan menarik, seperti pengembalian PPN dan aturan bebas visa transit.
- Persaingan dari Negara Lain: Negara-negara tetangga seperti Jepang dan Vietnam menawarkan insentif yang lebih menarik bagi wisatawan Tiongkok, membuat Thailand menjadi kurang kompetitif.
- Preferensi Wisatawan yang Berubah: Sebagian wisatawan Tiongkok mungkin mencari pengalaman yang berbeda atau tujuan wisata yang lebih baru.
Di sisi lain, India kini muncul sebagai pemain penting dalam pasar pariwisata Thailand. Wisatawan dari India, mulai dari pasangan pengantin, keluarga, hingga pebisnis, menunjukkan minat yang besar terhadap Pattaya. Meskipun gaya berlibur mereka berbeda dengan wisatawan Tiongkok, dengan preferensi untuk pengalaman yang lebih personal dibandingkan rombongan besar, turis India tetap memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan okupansi hotel, kunjungan ke restoran, dan belanja lokal.
Namun, pelaku industri pariwisata mengingatkan bahwa belum tentu turis India dapat sepenuhnya menggantikan jumlah dan besarnya belanja wisatawan Tiongkok. Perbedaan budaya, konektivitas penerbangan, dan musim liburan yang tidak selalu sejalan menjadi beberapa tantangan yang perlu diatasi.
Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Thapanee Kiatphaibool, menekankan pentingnya diversifikasi pasar pariwisata dan tidak bergantung pada satu negara saja. Beliau juga menyoroti perlunya peningkatan daya saing Thailand melalui kemudahan pengembalian pajak, visa, dan standar keamanan yang lebih baik.
Adith Chairatananon dari Asosiasi Agen Perjalanan Thailand (ATTA) menambahkan bahwa Tiongkok kini bukan hanya pasar, tetapi juga pesaing bagi pariwisata Thailand. Jika Thailand tidak segera beradaptasi, negara tersebut berisiko kalah bersaing tidak hanya dengan Tiongkok, tetapi juga dengan negara-negara lain seperti Vietnam.
Wisatawan India memang menawarkan potensi besar untuk membantu pemulihan pariwisata Pattaya. Namun, untuk dapat menggantikan peran wisatawan Tiongkok secara signifikan, diperlukan perubahan kebijakan yang lebih strategis dan dukungan konkret dari pemerintah Thailand.