Penyesuaian Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) Selama Ramadhan: Antara Kepatuhan Gizi dan Respon Publik
Penyesuaian Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) Selama Ramadhan: Antara Kepatuhan Gizi dan Respon Publik
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi pilar penting dalam menjamin asupan nutrisi bagi siswa di Indonesia, mengalami penyesuaian menu selama bulan Ramadhan. Langkah ini, yang dikonfirmasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN), bertujuan untuk memastikan keamanan, kelayakan, dan daya tahan makanan hingga waktu berbuka puasa. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa menu MBG Ramadhan telah dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan pangan dan disesuaikan dengan kebutuhan berbuka puasa, dengan contoh menu meliputi telur, kurma, buah-buahan, susu, sayuran, dan kue kering fortifikasi. Distribusi makanan pun telah dipersiapkan secara matang untuk menjaga kesegaran hingga tiba di tangan siswa.
Proses penyesuaian menu ini, menurut Dadan, berlandaskan pengalaman pelaksanaan MBG di tahun sebelumnya serta uji coba yang dilakukan pada pekan menjelang Ramadhan. Implementasi di lapangan menunjukkan variasi pendekatan. Di Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, menu harian yang terdiri dari nasi, sayur, ikan, dan susu digantikan dengan paket makanan kering yang lebih tahan lama, berupa kurma, susu, telur, makanan ringan, dan buah. Hal serupa juga dilakukan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dengan mengganti makanan basah dengan makanan kering yang lebih cocok sebagai takjil. Di Ngawi, terdapat perbedaan jumlah makanan antara siswa kelas bawah dan kelas atas, dengan siswa kelas atas mendapatkan porsi roti gandum yang lebih banyak. Sistem distribusi pun disesuaikan; di SMP Negeri 5 Ngawi, misalnya, makanan dibagikan dalam wadah plastik untuk memudahkan pengembalian tote bag MBG.
Meskipun demikian, perubahan menu ini memicu beragam reaksi di media sosial. Warganet menyoroti perbedaan antara menu Ramadhan yang dinilai lebih minimalis dengan menu harian yang lebih lengkap. Beberapa unggahan viral menampilkan menu MBG yang hanya berisi roti, sereal instan, dua butir kurma, dan telur rebus. Menanggapi kritik tersebut, Dadan menjelaskan bahwa penyesuaian menu tersebut hanya berlaku pada pekan pertama Ramadhan di daerah dengan mayoritas siswa yang berpuasa. Ia memastikan bahwa pada pekan kedua, menu MBG di daerah dengan mayoritas siswa tidak berpuasa akan kembali normal. Selain itu, direncanakan buka puasa bersama di sekolah-sekolah dengan mayoritas siswa berpuasa, setidaknya sekali selama Ramadhan, dengan menu yang kembali ke menu reguler.
Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago, memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia menekankan bahwa meski berbeda dengan menu harian, menu MBG Ramadhan tetap memenuhi standar gizi minimal yang dibutuhkan siswa, meliputi karbohidrat, protein, dan berbagai sumber nutrisi penting lainnya. Ia juga menambahkan bahwa DPR dan pemerintah terus berupaya mencari formula terbaik untuk program MBG, termasuk mempelajari implementasi program serupa di negara lain. Perdebatan ini menggarisbawahi kompleksitas dalam merancang program bantuan sosial yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, terutama selama bulan Ramadhan dengan berbagai pertimbangan keagamaan dan sosial budaya.
Rincian Menu MBG di Berbagai Daerah:
- Banyuwangi: Kurma, susu, telur, makanan ringan, buah.
- Palangka Raya: Roti gandum, kurma, susu UHT, telur rebus.
- Ngawi (SDN 02): Roti gandum, kurma, susu, pisang, telur rebus.
- Ngawi (SMPN 5): Susu kotak, pisang, telur rebus, roti sari gandum, kurma.