Egg Freezing: Opsi Menunda Kehamilan dan Peluang Memiliki Keturunan di Usia Matang
markdown
Egg Freezing: Opsi Menunda Kehamilan dan Peluang Memiliki Keturunan di Usia Matang
Fenomena egg freezing, atau pembekuan sel telur, kembali mencuat ke permukaan seiring dengan pernikahan aktris ternama, Luna Maya. Empat tahun lalu, Luna Maya telah mengambil langkah antisipatif dengan melakukan pembekuan sel telur. Keputusan ini didasari oleh keinginan kuat untuk memiliki anak di kemudian hari, bahkan ketika usianya tidak lagi muda.
Lantas, apa sebenarnya egg freezing itu? Dan bagaimana prosesnya dilakukan?
Mengenal Lebih Dekat Egg Freezing
Secara sederhana, egg freezing adalah metode pengawetan kesuburan dengan cara membekukan sel telur wanita yang belum dibuahi. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas sel telur tersebut agar tetap optimal hingga wanita yang bersangkutan siap untuk hamil di masa depan. Selain alasan pribadi seperti yang diungkapkan Luna Maya, egg freezing juga menjadi pilihan bagi wanita yang menghadapi kondisi medis tertentu yang dapat mengancam kesuburan mereka, seperti pengobatan kanker.
Idealnya, egg freezing dilakukan pada usia produktif, yaitu antara akhir usia remaja hingga pertengahan usia 30-an. Pada rentang usia ini, kualitas sel telur masih sangat baik, sehingga peluang keberhasilan kehamilan di masa depan juga lebih tinggi.
Tahapan Proses Pembekuan Sel Telur
Proses egg freezing mirip dengan tahapan awal program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Perbedaannya terletak pada langkah selanjutnya. Setelah sel telur berhasil diambil, alih-alih langsung dibuahi, sel telur tersebut akan dibekukan dan disimpan.
Berikut adalah detail tahapan dalam proses egg freezing:
- Stimulasi Ovarium: Wanita akan diberikan suntikan hormon setiap hari selama 10-12 hari untuk merangsang pertumbuhan beberapa sel telur sekaligus.
- Pemantauan: Dokter akan melakukan USG panggul dan pemeriksaan darah secara berkala untuk memantau perkembangan sel telur selama masa stimulasi.
- Pengambilan Sel Telur: Setelah sel telur matang, dilakukan prosedur pengambilan sel telur dengan panduan USG. Prosedur ini biasanya berlangsung singkat, sekitar 20-30 menit, dan dilakukan dengan anestesi.
- Pembekuan Sel Telur: Seorang embriolog akan memeriksa sel telur yang telah diambil untuk memastikan kematangannya. Sel telur yang matang kemudian akan dibekukan dengan metode vitrifikasi, yaitu pembekuan cepat yang meminimalkan pembentukan kristal es yang dapat merusak sel telur.
Potensi Efek Samping
Seperti prosedur medis lainnya, egg freezing juga memiliki potensi efek samping, meskipun umumnya ringan dan tidak berbahaya. Efek samping yang mungkin terjadi biasanya disebabkan oleh peningkatan kadar hormon selama proses stimulasi ovarium. Beberapa efek samping yang umum meliputi:
- Perubahan suasana hati
- Hot flashes
- Sakit kepala
- Mual
Setelah prosedur pengambilan sel telur, beberapa wanita mungkin juga mengalami kembung, kram perut, atau nyeri ringan.
Peluang Kehamilan di Masa Depan
Ketika seorang wanita siap untuk hamil, sel telur yang telah dibekukan akan dicairkan dan dibuahi dengan sperma di laboratorium. Embrio yang dihasilkan kemudian akan ditransfer ke rahim dengan harapan terjadi kehamilan.
Keberhasilan kehamilan dengan menggunakan sel telur beku dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia wanita saat pembekuan sel telur, kualitas sel telur, dan teknik laboratorium yang digunakan. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, peluang keberhasilan kehamilan dengan egg freezing semakin meningkat.