Sekolah Rakyat Banyuwangi Perluas Jangkauan, Buka Pendaftaran untuk Siswa SD Kelas 1

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengambil langkah progresif dalam dunia pendidikan dengan memperluas jangkauan Sekolah Rakyat hingga tingkat Sekolah Dasar (SD). Inisiatif ini, yang sebelumnya difokuskan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), kini membuka peluang pendidikan bagi anak-anak usia dini, khususnya kelas 1 SD.

Keputusan strategis ini diambil setelah presentasi komprehensif mengenai perkembangan signifikan Sekolah Rakyat di Banyuwangi kepada Presiden Prabowo Subianto. Dengan langkah ini, Banyuwangi menjadi salah satu dari dua wilayah di Indonesia yang berani menyelenggarakan program pendidikan khusus untuk usia sekolah dasar.

Menurut Khoirul Hidayat, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos PPKB Banyuwangi, saat ini terdapat lima kelompok belajar (rombel) di Banyuwangi. Rinciannya adalah satu rombel untuk SD, dua rombel untuk SMP, dan dua rombel untuk SMA. Namun, antusiasme pendaftaran untuk rombel SD masih perlu ditingkatkan. Dari target 25 siswa, saat ini baru terdaftar 11 anak. Sebaliknya, jenjang SMP menunjukkan minat yang tinggi, dengan 260 pendaftar bersaing untuk 125 kuota yang tersedia.

Menyadari tantangan ini, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) memperpanjang masa pendaftaran hingga 12 Mei 2025. Khoirul menjelaskan bahwa kesulitan utama dalam merekrut siswa SD adalah karena program ini dimulai dari kelas 1. Banyak orang tua dari keluarga prasejahtera yang enggan mendaftarkan anak-anak mereka, meskipun biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

"Memang agak sulit, karena yang dibuka bukan kelas tinggi 4 atau 5, kami mulai dari kelas awal," kata Khoirul.

Bahkan, tawaran sistem sekolah berasrama (boarding school) yang menjamin semua kebutuhan anak juga kurang diminati. Hal ini menunjukkan adanya pertimbangan lain di luar masalah ekonomi yang mempengaruhi keputusan orang tua.

"Daripada berat ke anak tapi kelangsungan di masa depan tidak terjamin, jika sekolah reguler tidak mampu terkendala biaya, pemerintah menyediakan solusi di mana sekolah rakyat, anak sejak bangun tidur hingga tidur lagi, seluruhnya ditanggung pemerintah," ujarnya.

Khoirul menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter positif pada anak-anak. Diharapkan, pendidikan holistik ini dapat meningkatkan kualitas hidup mereka di masa depan.

"Sehingga apabila orang tua ikhlas berpisah sebentar, setidaknya masa depan anaknya lebih terjamin. Perlu keikhlasan orang tua supaya masa depan keluarga lebih cerah," tuturnya.

Pemerintah berharap agar masyarakat dari kalangan ekonomi sulit dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan bijak. Sekolah Rakyat menawarkan solusi komprehensif bagi anak-anak yang ingin mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa terbebani masalah biaya.