Penantian Pemimpin Baru: Kilas Balik Durasi Pemilihan Paus dari Masa ke Masa

Vatikan kembali menjadi pusat perhatian dunia dengan berlangsungnya konklaf untuk memilih Paus yang baru, menggantikan mendiang Paus Fransiskus. Hingga hari kedua proses pemilihan yang dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025, belum ada tanda-tanda kesepakatan dari para kardinal, ditandai dengan dua kali keluarnya asap hitam dari cerobong Kapel Sistina. Situasi ini memunculkan pertanyaan tentang durasi ideal sebuah konklaf, dan bagaimana proses serupa berlangsung di masa lalu.

Sejarah mencatat variasi signifikan dalam lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memilih seorang Paus. Pemilihan Paus Fransiskus pada tahun 2013, misalnya, tergolong cepat. Para kardinal hanya memerlukan waktu dua hari dan lima putaran pemungutan suara untuk mencapai mufakat. Pola serupa terjadi pada tahun 2005 ketika Paus Benediktus XVI terpilih dalam konklaf yang juga berlangsung selama dua hari.

Tahun 1978 menjadi anomali karena Gereja Katolik mengalami dua kali konklaf. Pada bulan Agustus, terpilihlah Paus Yohanes Paulus I setelah dua hari konklaf. Namun, masa kepemimpinannya sangat singkat, hanya 33 hari, sebelum ia wafat akibat serangan jantung. Kepergiannya yang mendadak menimbulkan berbagai spekulasi dan teori konspirasi. Tak lama kemudian, pada Oktober 1978, konklaf kembali digelar dan menghasilkan terpilihnya Paus Yohanes Paulus II setelah delapan putaran pemungutan suara selama tiga hari. Sementara itu, Paus Paulus VI terpilih setelah konklaf yang berlangsung tiga hari pada bulan Juni 1963.

Namun, ada pula konklaf yang memakan waktu sangat lama. Yang terpanjang dalam sejarah Gereja Katolik terjadi pada tahun 1268, setelah wafatnya Paus Klementius VI. Pemilihan penggantinya mengalami kebuntuan akibat perpecahan mendalam antara dua faksi kuat, Guelph dan Ghibellines, di antara 17 kardinal yang berwenang memilih. Konflik politik dan kepentingan pribadi para kardinal menyebabkan konklaf ini berlangsung selama 1.006 hari, atau lebih dari tiga tahun. Proses pemilihan baru bisa dilanjutkan setelah otoritas setempat menutup gerbang Kota Viterbo dan mengisolasi para kardinal dari dunia luar.

Krisis panjang ini membawa dampak signifikan pada aturan konklaf. Pada tahun 1274, Paus Gregorius X mengeluarkan dekrit yang mewajibkan konklaf diadakan secara tertutup dan tanpa kontak dengan dunia luar, sebuah konsep yang kemudian dikenal sebagai cum clave, yang berarti "terkunci". Istilah inilah yang menjadi asal-usul kata "konklaf" yang kita gunakan saat ini.

Dengan konklaf tahun 2025 yang sedang berlangsung, dunia menantikan siapa yang akan menjadi pemimpin spiritual umat Katolik sedunia. Akankah prosesnya berjalan cepat seperti pemilihan Paus Fransiskus atau Paus Benediktus XVI, ataukah akan terjadi kebuntuan yang berkepanjangan? Publik global terus mengamati perkembangan di Vatikan dengan harapan dan antisipasi.

Berikut adalah poin penting yang membentuk sejarah konklaf:

  • Durasi Variatif: Pemilihan Paus dapat berlangsung dari dua hari hingga lebih dari tiga tahun.
  • Faktor Politik: Perpecahan internal dan kepentingan politik dapat memperlambat proses konklaf secara signifikan.
  • Reformasi Aturan: Konklaf terlama dalam sejarah memicu reformasi aturan, mewajibkan konklaf diadakan secara tertutup.
  • Harapan Global: Dunia menantikan hasil konklaf 2025 dengan harapan terpilihnya pemimpin Gereja Katolik yang baru.