Safari Berpotensi Gunakan AI, Dominasi Google di Ambang Perubahan?
Safari Berpotensi Gunakan AI, Dominasi Google di Ambang Perubahan?
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) terus merambah berbagai aspek teknologi, tak terkecuali ranah web browser. Apple, raksasa teknologi asal Cupertino, California, dikabarkan tengah berupaya mengintegrasikan mesin pencari berbasis AI ke dalam browser Safari. Langkah ini berpotensi menggoyahkan dominasi Google sebagai mesin pencari default di perangkat Apple.
Dalam sidang anti-monopoli terhadap Alphabet, perusahaan induk Google, eksekutif Apple Eddy Cue mengungkapkan bahwa jumlah pencarian melalui Safari mengalami penurunan untuk pertama kalinya. Ia mengaitkan fenomena ini dengan meningkatnya penggunaan teknologi AI oleh pengguna dalam mencari informasi. Cue bahkan berpendapat bahwa mesin pencari AI, seperti yang dikembangkan oleh OpenAI, berpotensi menggantikan mesin pencari konvensional seperti Google di masa depan.
Apple berencana untuk menawarkan opsi AI dalam Safari, meskipun kemungkinan besar tidak akan menjadi mesin pencari default. Langkah ini menandakan keseriusan Apple dalam merespons tren AI dan memberikan pilihan yang lebih beragam kepada penggunanya. Konsekuensi dari perubahan ini dapat dirasakan secara signifikan oleh Google, yang selama ini mengandalkan Safari sebagai salah satu sumber utama pendapatan.
Kebergantungan Google pada Safari sebagai mesin pencari default sangat besar. Untuk mempertahankan posisinya tersebut, Google harus membayar Apple sekitar 20 miliar dolar AS setiap tahunnya. Imbalannya, sekitar 36% pendapatan iklan dari pencarian Google berasal dari browser Safari. Kehilangan posisi default ini dapat memberikan dampak finansial yang besar bagi Google.
Potensi hilangnya pendapatan dari Safari terjadi di tengah persaingan yang semakin ketat di ranah AI. Perusahaan startup seperti OpenAI dan Perplexity terus mengembangkan teknologi AI yang inovatif dan menarik perhatian pengguna. Apple sendiri telah menjalin kerjasama dengan OpenAI untuk menawarkan ChatGPT sebagai opsi di Siri. Google pun tidak tinggal diam dan berupaya mengamankan kesepakatan untuk menanamkan teknologi Gemini AI di perangkat terbaru Apple.
Analis pasar dari D.A. Davidson, Gil Luria, berpendapat bahwa hilangnya eksklusivitas di Apple dapat memberikan konsekuensi yang sangat parah bagi Google. Ia menjelaskan bahwa banyak pengiklan menempatkan seluruh iklan pencarian mereka di Google karena dominasinya di pasar. Jika ada alternatif pencarian yang layak, banyak pengiklan berpotensi mengalihkan sebagian besar anggaran iklan mereka ke platform lain.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Apple berencana mengintegrasikan mesin pencari AI ke dalam Safari.
- Penggunaan AI oleh pengguna semakin meningkat dan memengaruhi jumlah pencarian di Safari.
- Google berpotensi kehilangan pendapatan signifikan jika kehilangan posisi default di Safari.
- Persaingan di ranah AI semakin ketat dengan munculnya perusahaan startup seperti OpenAI dan Perplexity.
- Pengiklan berpotensi mengalihkan anggaran iklan mereka jika ada alternatif pencarian yang layak.
Integrasi AI ke dalam browser Safari oleh Apple bukan hanya sekadar perubahan teknologi, tetapi juga berpotensi mengubah lanskap persaingan di industri mesin pencari. Dominasi Google yang selama ini tak tergoyahkan kini menghadapi tantangan serius dari perkembangan AI dan langkah strategis yang diambil oleh Apple.