Megawati Soroti Inkonsistensi Kebijakan Nasional Akibat Pergantian Kepemimpinan
Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, menyuarakan keprihatinannya terhadap fenomena perubahan kebijakan yang terjadi secara berulang di Indonesia setiap kali tampuk kepemimpinan berganti. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Trisakti Tourism Award di Jakarta, menyoroti kurangnya kesinambungan dalam pembangunan nasional.
Megawati mengkritik kecenderungan mengganti aturan dan kebijakan yang sudah berjalan, menggambarkan situasi ini sebagai ketidakpastian yang merugikan. Menurutnya, sebuah negara memerlukan visi jangka panjang yang diimplementasikan secara konsisten, tanpa terganggu oleh perubahan pemimpin. Ia menekankan pentingnya melanjutkan program-program yang telah dirancang sebelumnya, alih-alih menggantinya secara drastis.
"Seharusnya ada satu garis lurus yang diikuti. Pergantian menteri atau presiden seharusnya tidak serta merta mengubah aturan yang sudah ada. Bagaimana bisa maju jika setiap perubahan kepemimpinan selalu diikuti dengan perubahan arah kebijakan?" ujarnya dengan nada prihatin.
Ia mencontohkan keberhasilan Bali dalam merencanakan pembangunan jangka panjang, di mana pergantian gubernur tidak mengganggu kelanjutan program-program yang telah ditetapkan. Model perencanaan seperti ini, menurut Megawati, dapat menjadi inspirasi bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Bali punya visi 100 tahun ke depan. Pergantian orang tidak masalah, yang penting programnya tetap berjalan. Ini yang seharusnya kita contoh, supaya tidak terjadi perubahan arah yang membingungkan," jelasnya.
Lebih lanjut, Megawati mengenang masa kepemimpinannya sebagai presiden di tengah krisis. Ia menggambarkan situasinya saat itu sebagai masa transisi yang penuh tantangan, di mana ia harus mengatasi berbagai permasalahan yang diwariskan dari pemerintahan sebelumnya. Pengalaman ini, menurutnya, memberikan perspektif yang unik dalam melihat dinamika perubahan kebijakan di Indonesia.
Megawati menyerukan agar para pemimpin bangsa lebih bijak dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, dengan mengutamakan kepentingan rakyat dan kesinambungan pembangunan. Ia berharap agar Indonesia dapat belajar dari pengalaman masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.
Megawati menyarankan agar pemerintah pusat mencontoh Bali yang memiliki perencanaan jangka panjang yang konsisten, sehingga perubahan pemimpin tidak serta merta mengubah arah pembangunan yang sudah ditetapkan.
Megawati pun menyinggung pengalamannya saat menggantikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden. Ia mengaku menerima tongkat estafet kepemimpinan dalam kondisi negara yang sedang mengalami krisis dan transisi.