Anggota DPR Ragukan Target Penyerapan Beras Bulog: Realitas vs Klaim 3 Juta Ton

Anggota DPR Meragukan Target Penyerapan Beras Bulog

Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, mempertanyakan realisme target penyerapan beras Perum Bulog sebesar 3 juta ton. Dalam rapat kerja dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3 Maret 2025), Herman secara tegas menyatakan keraguannya terhadap capaian tersebut, menyebutnya sebagai angka yang tidak realistis. Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen Novi Helmy Prasetya, yang turut hadir dalam rapat tersebut. Khaeron bahkan menantang Bulog untuk membuktikan kemampuannya mencapai target ambisius tersebut.

"Saya melihat Bulog lebih banyak pada klaim dan janji-janji yang belum tentu terealisasi," tegas Herman. Ia menyoroti kesenjangan yang signifikan antara target yang dipatok dengan realisasi penyerapan beras hingga saat ini. Khaeron menilai, pernyataan Bulog tentang target 3 juta ton tersebut cenderung lebih banyak pada retorika daripada pada capaian yang dapat dipertanggungjawabkan secara faktual. Ia pun menggunakan analogi militer untuk menekankan keseriusan tantangannya terhadap Bulog; "Jika klaim ini terbukti, saya akan melakukan push up sebanyak 10 kali. Namun, jika tidak terbukti, saya yakin Bulog lah yang harus mempertanggungjawabkannya," ujarnya.

Data Penyerapan Beras Bulog: Kesenjangan yang Signifikan

Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen Novi Helmy Prasetya, mengakui bahwa hingga saat ini penyerapan beras Bulog masih jauh dari target 3 juta ton. Dalam rapat tersebut, Helmy melaporkan bahwa penyerapan beras baru mencapai angka 190.000 ton. Angka ini jauh berbeda dengan data yang disampaikan sebelumnya, seperti data per 16 Februari 2025 dari Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, yang menunjukkan serapan Bulog baru mencapai 92.122 ton beras. Data tersebut bahkan lebih rendah dari data per 14 Februari 2025 yang menunjukkan angka 75.200 ton. Perbedaan angka ini semakin menguatkan keraguan Herman Khaeron akan kemampuan Bulog mencapai target 3 juta ton hingga April 2025.

Implikasi dan Tantangan Ke Depan

Pernyataan kontroversial dari anggota DPR ini membawa sorotan tajam pada kinerja dan transparansi Bulog dalam mengelola cadangan beras nasional. Kesenjangan yang signifikan antara target dan realisasi penyerapan beras menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan Bulog dalam memastikan ketersediaan beras di pasaran dan menstabilkan harga beras di tengah potensi ancaman inflasi. Pernyataan Herman Khaeron juga mempertanyakan kredibilitas Bulog dalam menyampaikan informasi kepada publik, khususnya terkait data penyerapan beras. Ke depan, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi dan mekanisme penyerapan beras Bulog agar target yang ditetapkan lebih realistis dan terukur. Transparansi data dan akuntabilitas kinerja Bulog juga menjadi penting untuk membangun kepercayaan publik.

  • Tantangan: Bulog menghadapi tantangan besar untuk mencapai target penyerapan beras 3 juta ton.
  • Kesenjangan Data: Terdapat perbedaan data penyerapan beras yang dilaporkan oleh Bulog dan Bapanas.
  • Pertanyaan Kredibilitas: Pernyataan Herman Khaeron mempertanyakan kredibilitas Bulog.
  • Evaluasi Kinerja: Dibutuhkan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan strategi Bulog.
  • Transparansi: Transparansi data dan akuntabilitas menjadi hal krusial untuk membangun kepercayaan publik.