Ratusan Warga Palabuhanratu Keracunan Massal Usai Santap Nasi Jomet: Diduga Akibat Kontaminasi Bakteri
Ratusan Warga Palabuhanratu Alami Keracunan Massal
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kembali dihebohkan dengan kasus keracunan massal. Kali ini, lebih dari seratus warga Kecamatan Palabuhanratu menjadi korban usai mengonsumsi nasi jomet, hidangan nasi kotak tradisional. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus keracunan makanan di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada akhir April 2024, puluhan warga di Kecamatan Kabandungan juga mengalami keracunan setelah menyantap hidangan serupa dalam sebuah acara pernikahan.
Kronologi Kejadian dan Gejala yang Dialami
Menurut keterangan pihak berwenang, kejadian bermula ketika warga Kampung Babadan, Kelurahan Palabuhanratu menghadiri acara haul seorang tokoh masyarakat pada Rabu (7/5/2025) malam. Sepulang dari acara tersebut, warga menerima nasi jomet sebagai berkat. Beberapa jam setelah mengonsumsi nasi kotak tersebut, puluhan warga mulai merasakan gejala keracunan seperti mual, muntah, dan diare.
Camat Palabuhanratu, Deni Yudhono, menjelaskan bahwa gejala keracunan mulai dirasakan warga sekitar pukul 21.45 WIB. Warga yang mengalami gejala parah kemudian berinisiatif mendatangi rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Mengingat banyaknya korban, pihak rumah sakit mendirikan posko darurat untuk menangani pasien.
Penanganan Medis dan Investigasi Penyebab Keracunan
Jumlah korban keracunan terus bertambah hingga mencapai 106 orang. Sebagian besar korban dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu, sementara sisanya ditangani di posko darurat yang didirikan dengan bantuan tenda dan perlengkapan medis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tim medis dari Dinas Kesehatan wilayah 1, Simpenan, Cikakak, Citarik, dan Palabuhanratu turut diterjunkan untuk membantu penanganan korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, tim surveilans menduga bahwa keracunan disebabkan oleh bakteri yang mengkontaminasi makanan. Dugaan ini diperkuat dengan fakta bahwa gejala keracunan muncul sekitar enam jam setelah warga mengonsumsi nasi jomet. Untuk memastikan penyebab pasti keracunan, sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut.
Kondisi Korban dan Tindakan Pemerintah Daerah
Kabar baiknya, tidak ada korban yang mengalami kondisi kritis akibat keracunan ini. Sebagian besar pasien yang dirawat di IGD RSUD Palabuhanratu telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Namun, beberapa pasien masih menjalani observasi di rumah sakit.
Pemerintah kecamatan dan dinas terkait terus melakukan pemantauan terhadap warga yang terdampak keracunan. Mereka juga berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban dan keluarga mereka. Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan makanan.
Antisipasi dan Himbauan
Pihak berwenang mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan, terutama makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas. Masyarakat juga diimbau untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan. Kasus keracunan nasi jomet ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga keamanan pangan demi kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Berikut adalah point penting dalam penanganan keracunan:
- Pertolongan Pertama:
- Bawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat sesegera mungkin.
- Berikan oralit atau cairan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
- Pencegahan:
- Pastikan makanan yang dikonsumsi bersih dan dimasak dengan matang.
- Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah beraktivitas.
- Simpan makanan dengan benar untuk mencegah kontaminasi bakteri.
Dengan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, diharapkan kasus keracunan makanan dapat diminimalisir dan masyarakat dapat terhindar dari bahaya yang mengintai.