Jakarta Pertimbangkan Tarif Parkir Progresif sebagai Strategi Pengurai Kemacetan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menjajaki opsi penerapan tarif parkir progresif sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemacetan yang kronis di ibu kota. Wacana ini muncul sebagai respons terhadap tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang menjadi penyebab utama kepadatan lalu lintas.
Usulan ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD DKI Jakarta dan pengamat transportasi. Mereka berpendapat bahwa dengan membuat biaya parkir lebih mahal, diharapkan masyarakat akan berpikir dua kali sebelum menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi publik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Penerapan di Kota Lain:
Kebijakan serupa telah diterapkan di beberapa kota besar di dunia dengan hasil yang cukup signifikan. Contohnya, kota-kota di Tiongkok seperti Shenzhen dan Beijing telah menerapkan tarif parkir yang tinggi, terutama di kawasan pusat bisnis, untuk mengurangi volume kendaraan yang masuk ke wilayah tersebut. India juga melakukan hal serupa di Chennai.
- Shenzhen, Tiongkok: Menerapkan tarif parkir berdasarkan zona, dengan tarif tertinggi mencapai 223 RMB (sekitar Rp 510.000) selama jam kerja.
- Beijing, Tiongkok: Menerapkan tarif parkir sebesar 115 RMB (sekitar Rp 263.000).
- Chennai, India: Meningkatkan tarif parkir di badan jalan empat kali lipat dari tarif sebelumnya (Rs 5/jam menjadi Rs 20/jam) dan membatasi penggunaan parkir di badan jalan maksimal delapan jam.
Tantangan dan Pertimbangan:
Namun, wacana ini juga menuai kritik dan kekhawatiran. Ketua Indonesia Parking Association (IPA) mengingatkan agar pemerintah tidak serta merta meniru kebijakan dari negara lain tanpa mempertimbangkan kondisi dan karakteristik lokal. Menurutnya, perlu dilakukan studi mendalam dan diskusi dengan para praktisi di bidang perparkiran untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil efektif dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.
Selain itu, perlu dipastikan bahwa sistem transportasi publik di Jakarta sudah memadai dan mampu menampung lonjakan penumpang jika tarif parkir dinaikkan. Jika tidak, kebijakan ini justru dapat membebani masyarakat dan tidak menyelesaikan masalah kemacetan secara keseluruhan.
Penerapan tarif parkir progresif merupakan langkah yang berani dan membutuhkan kajian komprehensif. Keberhasilannya akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengatasi berbagai tantangan dan memastikan bahwa kebijakan ini diterapkan secara adil dan efektif.