Tembok Kalibata Ambrol Diterjang Luapan Air: Pedagang Terkejut Selamatkan Diri

Hujan deras yang mengguyur kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Rabu (7/5) lalu, mengakibatkan sebuah tembok di Jalan Kalibata Timur jebol. Peristiwa ini memicu luapan air yang signifikan, merendam jalanan dan membuat panik warga sekitar, khususnya para pedagang.

Menurut penuturan warga, insiden bermula ketika air mulai merembes melalui celah-celah tembok. Anto, seorang pemilik toko kelontong berusia 40 tahun, menceritakan bahwa pada pukul 13.00 WIB, ia sempat merekam derasnya aliran air yang keluar dari pintu tembok. Satu jam kemudian, tembok tersebut ambruk.

"Jam 12 itu hujan, jam 13 saya rekam ini. Deras banget itu air keluar dari pintu. Nah jam 14 jebol," ujarnya.

Sebelum kejadian, Anto melihat seorang pedagang es teh berteduh di gerobaknya, tepat di samping tembok yang kemudian roboh. Pedagang tersebut tampak santai, memainkan telepon genggamnya sambil menunggu hujan reda. Namun, suasana tenang itu berubah drastis dalam hitungan detik.

"Ada banyak pedagang, tapi yang lain pada neduh ke seberang, dia di sana sambil mainan HP aja. Tiba-tiba 'kretek-kretek', lari dia, ambruk itu temboknya," jelas Anto.

Suara retakan yang mendahului ambruknya tembok membuat Anto panik. Ia segera bergegas menyelamatkan barang dagangannya dari terjangan air yang semakin meluas. "Saya juga panik. Langsung naik-naikin barang, rokok segala macam baju, itu juga masih kena aja. Tadinya mau saya rekam, tapi boro-boro, saya juga panik," ungkapnya.

Anto menambahkan, banjir dan luapan air dari arah tembok, yang di baliknya terdapat sebuah kebun, bukanlah kejadian baru. Namun, ambruknya tembok kali ini menjadi pengalaman yang mengejutkan baginya.

"2010 pertama saya di sini nggak ada banjir. Setelah ada proyek tahun 2015 apa 2014 gitu di sebelah kebun itu, mulai banjir," kata Anto.

Ika, pedagang lain di lokasi kejadian, juga mendengar suara retakan sebelum tembok roboh. Ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pedagang es teh berlarian menyelamatkan diri.

"Tiba tiba aja lagi beres-beres ga tau tiba tiba bunyi suara tembok krek. Ada orang nih yang jualan es teh, pada lari yang jualan, gerobak-gerobak pada ancur," kata Ika.

Setelah tembok roboh, air yang sebelumnya tertahan langsung meluber, menyebabkan banjir di sekitar lokasi. Ika sempat mengingatkan suaminya akan potensi banjir dan mulai mengamankan barang-barang berharga. Namun, kejadian berlangsung begitu cepat sehingga ia tak sempat menyelamatkan seluruh barangnya.

"Udah ingetin suami ini bakalan banjir nih masuk, dah aku rapi-rapi tuh baju, nggak taunya tiba-tiba tembok retak air langsung luber, langsung masuk udah," sambung Ika.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap banjir. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.