Golkar Tanggapi Kritik Megawati Soal Perubahan Kebijakan Pasca-Pergantian Presiden
Partai Golkar memberikan tanggapan terhadap sorotan yang dilontarkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengenai perubahan aturan yang kerap terjadi setiap kali terjadi pergantian kepemimpinan nasional. Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menyatakan bahwa setiap presiden memiliki prioritas yang berbeda-beda, yang secara alami akan memengaruhi arah kebijakan yang diambil.
Sarmuji menjelaskan bahwa wajar jika terjadi perubahan kebijakan seiring dengan pergantian presiden, karena masing-masing pemimpin memiliki visi dan fokus yang berbeda. Namun, ia menekankan pentingnya memastikan bahwa perubahan tersebut tetap berada dalam koridor yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa. Sarmuji juga menyinggung mengenai pentingnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagai acuan dalam perumusan kebijakan.
"Setiap presiden memang memiliki prioritasnya masing-masing. Oleh karena itu, perubahan kebijakan adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah, semua ini harus tetap dalam satu arah, yaitu kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa," ujar Sarmuji kepada awak media.
Sarmuji menambahkan, saat ini fokus utama adalah pada penyusunan RPJM. Ia juga menyebutkan bahwa yang terpenting dari perubahan aturan adalah harus sesuai dengan koridor yang telah disepakati bersama.
"Yang diperlukan dan diperkuat saat ini adalah garis besar haluan negara yang dulu dinamakan GBHN. Sekarang berupa RPJM," ujar Sarmuji.
"Ini yang harus disusun secara serius yang memandu setiap presiden dalam menentukan kebijakannya sehingga perubahan kebijakan presiden tetap dalam koridor yang sudah disepakati," tambahnya.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyampaikan keprihatinannya mengenai kondisi Indonesia yang menurutnya kerap mengalami perubahan aturan yang signifikan setiap kali terjadi pergantian kepemimpinan. Ia mengkritik kecenderungan untuk mengubah aturan secara drastis setelah seorang pemimpin baru menjabat.
"Gawat ini republik ini. Maunya itu opo. Aturan bolak-balik gonta-ganti. Saya bilang seperti nari poco-poco," kata Megawati saat berpidato di acara Trisakti Tourism Award di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/5).
Megawati berpendapat bahwa perubahan kepemimpinan seharusnya tidak selalu diikuti dengan perubahan aturan yang radikal. Ia menyarankan agar aturan yang sudah ada sebaiknya tetap dijalankan dan dievaluasi sebelum diganti secara total.
"Mbok ya satu kali saja, dret... gitu loh. Ganti menteri, ganti presiden, ya jangan langsung ganti aturan. Sudah ada yang mau dijalankan, terus diganti, itu bagaimana?" ujarnya.