Kedamaian Waisak di Tengah Hiruk Pikuk Kota: Tradisi Pindapatta Hadir di Pusat Perbelanjaan Surabaya

Perayaan Hari Raya Waisak 2025 di Surabaya menghadirkan sebuah pemandangan yang tak lazim namun penuh makna. Tradisi Pindapatta, sebuah ritual sakral dalam agama Buddha, digelar di tengah keramaian Tunjungan Plaza, sebuah pusat perbelanjaan ternama di kota tersebut. Tradisi ini berlangsung hingga tanggal 10 Mei 2025.

Pindapatta sendiri merupakan tradisi menerima sedekah makanan atau persembahan dari umat kepada para biksu dan bhikkhuni. Biasanya, para biksu akan berjalan kaki dari rumah ke rumah atau tempat-tempat umum untuk menerima persembahan makanan dari umat Buddha. Tindakan ini bukan hanya wujud derma, tetapi juga menjadi sarana bagi para biksu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.

Enam biksu dari berbagai negara, termasuk Nepal, India, dan Indonesia, terlihat khusyuk menyusuri lorong-lorong mal. Dengan membawa mangkuk di tangan, mereka menerima dengan tulus sedekah makanan dari para pengunjung mal yang beragama Buddha maupun masyarakat umum yang ingin berpartisipasi.

"Pindapatta adalah tradisi penting dalam agama Buddha. Kami sebagai biksu dan samanera memiliki hubungan timbal balik dengan umat. Kami memenuhi kebutuhan spiritual mereka, dan umat memenuhi kebutuhan fisik kami," jelas Shamanera Badhra Sushila, seorang biksu yang turut serta dalam kegiatan Pindapatta di Tunjungan Plaza.

Lebih lanjut, Shamanera Badhra Sushila menjelaskan bahwa meskipun banyak wihara saat ini telah memiliki dapur sendiri, tradisi Pindapatta tetap dipertahankan sebagai sarana untuk melatih kerendahan hati para biksu. "Saat menerima makanan, saya menyadari bahwa hidup saya ditopang oleh kebaikan umat. Kesadaran ini sangat penting bagi kami sebagai seorang biarawan," tambahnya.

Secara tradisional, Pindapatta dilakukan setiap pagi oleh para biksu yang berjalan dari tempat pertapaan di hutan menuju desa-desa untuk menerima makanan dari penduduk setempat. Perbedaan signifikan terlihat dalam pelaksanaan Pindapatta di mal. Jika dalam tradisi aslinya, makanan diletakkan langsung ke dalam mangkuk, di mal makanan biasanya ditaruh dalam wadah seperti dus. Selain itu, dalam praktik aslinya, ketika mangkuk seorang biksu sudah penuh, ia harus segera kembali ke wihara. Makanan yang terkumpul kemudian dibagi rata kepada seluruh biksu, termasuk mereka yang sedang sakit dan tidak dapat ikut berjalan.

Kegiatan Pindapatta di Tunjungan Plaza ini merupakan bagian dari rangkaian acara Vesak Festival 2025 yang bertemakan "Light of Compassion, Guiding the Next Generation". Festival ini tidak hanya menyoroti sisi religius Waisak, tetapi juga menjadi sarana edukasi melalui pameran dan diorama.

"Tahun ini, kami menampilkan rupang setinggi delapan meter yang menggambarkan momen penting ketika Buddha naik ke Surga Tavatimsa untuk mengajarkan Dharma kepada ibunya, Ratu Maya. Tema ini juga berkaitan erat dengan Hari Ibu yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak," ungkap Michael Agung Christanto, wakil ketua panitia Vesak Festival 2025.

Kehadiran tradisi suci Pindapatta di tengah pusat perbelanjaan memberikan pengalaman baru bagi masyarakat. Siska, seorang warga Surabaya yang turut serta dalam kegiatan ini, mengaku sangat terkesan. Ia dengan sukarela membagikan makanan ringan kepada para biksu yang sedang menjalankan Pindapatta.

"Saya merasa puas dan lega bisa berbagi, apalagi bisa langsung memberikan sedekah kepada para biksu. Saya mengetahui acara ini dari media sosial," ungkap Siska.

Siska juga menambahkan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya merayakan Waisak di dalam mal. Meskipun awalnya terasa sedikit aneh, ia mengakui bahwa peran biksu sangat penting dalam kehidupan umat Buddha. Ia juga menuturkan bahwa Pindapatta di mal justru memiliki kelebihan tersendiri.

"Prosesnya unik dan menarik. Jika pergi ke wihara, kadang sulit mencari tempat parkir. Sementara di mal, kita bisa sekalian jalan-jalan. Apalagi tidak semua kota memiliki wihara yang dekat," ujarnya.

Siska menyimpulkan bahwa peran biksu sangat penting dalam membantu umat Buddha untuk lebih sadar (mindful) dan bahagia dalam menjalani kehidupan.