Transformasi Air Limbah Mookervart: Dari Hitam Pekat Jadi Air Minum Layak Konsumsi

Pemandangan tak biasa terjadi di Jakarta Barat, di mana air dari Kali Mookervart, yang dulunya dikenal dengan kondisinya yang tercemar parah, kini telah diolah menjadi air minum yang aman dan layak konsumsi. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, secara langsung menyaksikan dan mencoba air hasil pengolahan tersebut di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mookervart pada hari Jumat.

Keterkejutan dan keraguan sempat menghinggapi Pramono ketika mengetahui asal-usul air yang akan diminumnya. "Semula airnya hitam pekat dan berbuih," ungkapnya, menggambarkan kondisi Kali Mookervart sebelum pengolahan. Keraguan itu semakin bertambah ketika Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menjelaskan bahwa air tersebut berasal dari berbagai jenis limbah, termasuk limbah rumah tangga, industri, dan bahkan limbah biologis. Namun, rasa ragu itu sirna setelah Pramono meneguk segelas penuh air olahan tersebut. "Setelah saya minum, airnya memang benar-benar bersih," ujarnya.

Transformasi ajaib ini dimungkinkan berkat penerapan teknologi reverse osmosis (RO) di IPA Mookervart. Teknologi ini mampu menyaring berbagai zat berbahaya dan kontaminan dari air limbah, sehingga menghasilkan air yang memenuhi standar kualitas air minum. Selain itu, PAM Jaya juga membangun danau buatan sebagai langkah awal sedimentasi sebelum air diproses lebih lanjut melalui filtrasi.

Arief Nasrudin menjelaskan bahwa teknologi RO serupa juga telah berhasil diterapkan di Penjaringan, Jakarta Utara. PAM Jaya berencana untuk memperluas penerapan teknologi ini ke wilayah lain, termasuk Waduk Aseni, Semanan, dan Duri Kosambi.

Saat ini, air hasil olahan IPA Mookervart telah didistribusikan ke sejumlah sambungan rumah (SR), termasuk rumah susun Pesaki dan beberapa apartemen di Jakarta Barat. Inovasi ini dianggap penting untuk mengatasi tantangan penyediaan air bersih di Jakarta, terutama di wilayah padat penduduk. Saat ini, cakupan layanan air bersih di Jakarta baru mencapai 71 persen, dan pemerintah menargetkan peningkatan hingga 100 persen pada tahun 2029.

Gubernur Pramono Anung mendorong PAM Jaya untuk menjajaki opsi aliansi strategis atau penawaran saham perdana (IPO) guna mempercepat ekspansi layanan air bersih di seluruh Jakarta. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan investasi dan memperluas jangkauan layanan air bersih bagi seluruh warga Jakarta.