Prospek Kerja Lulusan Perguruan Tinggi: Tren STEM dan Kepuasan Karir

Prospek Kerja Lulusan Perguruan Tinggi: Tren STEM dan Kepuasan Karir

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh UTS Online mengungkap tren menarik terkait peluang kerja bagi lulusan perguruan tinggi. Studi ini menganalisis tingkat pengangguran di berbagai jurusan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan karir para lulusan. Hasilnya menunjukkan korelasi yang kompleks antara peluang kerja yang melimpah dan tingkat kepuasan kerja.

Studi tersebut mengidentifikasi beberapa jurusan dengan tingkat pengangguran terendah. Teknik Industri memimpin dengan tingkat pengangguran hanya 0,2 persen, disusul Jasa Konstruksi dan Teknisi Medis yang sama-sama mencatatkan angka 0,4 persen. Tingkat pengangguran yang rendah di jurusan-jurusan ini, menurut konsultan SDM Bryan Driscoll, dipengaruhi oleh tingginya permintaan pasar kerja terhadap keterampilan khusus yang dimiliki lulusan jurusan tersebut. “Jurusan-jurusan ini memiliki jalur karier yang jelas dan permintaan tinggi, terutama karena peran pentingnya dalam infrastruktur dan layanan kesehatan – sektor-sektor yang terus berkembang,” ungkap Driscoll kepada Newsweek. Permintaan yang tinggi ini mencerminkan tren dominasi bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) di pasar kerja saat ini.

Berikut adalah sepuluh jurusan dengan peluang kerja yang relatif tinggi berdasarkan studi tersebut:

  1. Teknik Industri
  2. Jasa Konstruksi
  3. Teknisi Medis
  4. Ilmu Sosial Umum
  5. Keperawatan
  6. Pendidikan Umum (Ilmu Keguruan)
  7. Pendidikan Dasar (Ilmu Keguruan)
  8. Pendidikan Menengah (Ilmu Keguruan)
  9. Teknik Mesin
  10. Ilmu Hewan dan Tanaman

Namun, studi ini juga mengungkap sisi lain dari realita pasar kerja. Meskipun beberapa jurusan menawarkan peluang kerja yang tinggi, tidak otomatis menjamin kepuasan karir. Banyak lulusan, terutama dari jurusan seni seperti Sejarah Seni dan Seni Rupa, mengaku menyesali pilihan jurusannya karena tingginya tingkat pengangguran dan terbatasnya prospek karir. Jurusan-jurusan seperti Bahasa Inggris, Bahasa Asing, dan beberapa bidang Ilmu Sosial juga sering dikritik karena dianggap kurang ‘praktis’ dan menawarkan peluang kerja yang terbatas, menurut Driscoll.

Alex Beene, instruktur literasi keuangan di Universitas Tennessee di Martin, memberikan perspektif yang lebih luas. Beene menekankan bahwa bahkan di jurusan dengan peluang kerja tinggi dan gaji besar, tingkat kepuasan kerja tidak selalu tinggi. “Meskipun lapangan pekerjaan cukup banyak, kami melihat banyak karyawan yang kelelahan dan bahkan meninggalkan pekerjaan mereka,” ujar Beene. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor lain selain peluang kerja, seperti keseimbangan hidup kerja dan kepuasan personal, ketika memilih jurusan kuliah.

Kesimpulannya, studi ini menyoroti pentingnya pemahaman yang holistik terhadap pilihan jurusan kuliah. Meskipun jurusan STEM menawarkan prospek kerja yang menjanjikan, jurusan lain yang mungkin dianggap kurang ‘praktis’ juga memiliki nilai yang tak ternilai, seperti pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas yang penting dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, pilihan jurusan kuliah sebaiknya didasarkan pada pertimbangan yang matang, mempertimbangkan minat, bakat, dan nilai-nilai personal, bukan hanya semata-mata mengejar peluang kerja yang tinggi. Keseimbangan antara peluang kerja dan kepuasan karir merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan jangka panjang.