Israel Perintahkan Penutupan Sekolah-Sekolah UNRWA di Yerusalem Timur, Picu Kecaman Internasional
Tindakan Israel menutup secara permanen enam sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur telah memicu gelombang kecaman internasional dan meningkatkan kekhawatiran tentang masa depan pendidikan ratusan siswa Palestina. Penutupan paksa ini, yang menimpa sekitar 800 siswa, terjadi setelah Israel melarang UNRWA beroperasi di wilayahnya, menuduh badan tersebut mengajarkan konten yang mengandung unsur anti-Semitisme dan sentimen anti-Israel. Tuduhan ini telah dibantah keras oleh UNRWA.
Langkah kontroversial ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk kelompok Hamas yang menyebutnya sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan konvensi internasional." Hamas menuduh Israel melakukan "serangan langsung terhadap sistem PBB dan lembaga-lembaganya" dan menyerukan tindakan mendesak dari PBB dan badan-badan internasional terkait untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai "pelanggaran kriminal rezim Israel."
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, juga mengecam penutupan sekolah-sekolah tersebut, menekankan bahwa fasilitas PBB seharusnya tidak dapat diganggu gugat dan tindakan ini merupakan "serangan terhadap anak-anak dan pendidikan." UNRWA sendiri mengelola sekolah-sekolah lain di Tepi Barat yang diduduki, yang sejauh ini masih beroperasi.
Kementerian Pendidikan Israel mengklaim bahwa penutupan sekolah-sekolah ini dilakukan karena beroperasi tanpa izin yang diperlukan. Pihaknya juga menyatakan akan menempatkan siswa-siswa dari sekolah yang ditutup di sekolah-sekolah lain di Yerusalem. Namun, rencana ini menghadapi tantangan logistik dan keamanan yang signifikan. Orang tua, guru, dan pengurus sekolah telah memperingatkan bahwa penutupan sekolah-sekolah utama ini akan memaksa anak-anak Palestina untuk melewati pos pemeriksaan yang ramai dan berbahaya setiap hari, sementara sebagian dari mereka tidak memiliki izin yang sah untuk melintas.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait penutupan sekolah UNRWA:
- Jumlah Sekolah yang Ditutup: 6 sekolah di Yerusalem Timur.
- Jumlah Siswa yang Terdampak: Sekitar 800 siswa Palestina.
- Alasan Penutupan (Versi Israel): Beroperasi tanpa izin dan tuduhan pengajaran konten anti-Semitisme.
- Reaksi UNRWA: Mengecam penutupan sebagai serangan terhadap anak-anak dan pendidikan.
- Kekhawatiran Utama: Kesulitan logistik dan keamanan bagi siswa untuk mengakses pendidikan alternatif.
- Tanggapan Hamas: Mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan serangan terhadap PBB.
Situasi ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah tinggi di wilayah tersebut dan menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan pendidikan bagi anak-anak Palestina di Yerusalem Timur. Implikasi dari penutupan sekolah-sekolah ini melampaui angka-angka statistik dan menyentuh aspek kemanusiaan, hak asasi manusia, dan stabilitas regional.