UMKM Berperan Vital dalam Dekarbonisasi, Pembiayaan Harus Lebih Inklusif

Pendanaan untuk dekarbonisasi selama ini cenderung terfokus pada industri besar, padahal mayoritas emisi gas rumah kaca dari korporasi besar justru berasal dari rantai pasok mereka, yang didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Fakta ini mengemuka dalam Lestari Forum 2025 yang mengangkat tema "Sustainable Ecosystem Starts with SME–Corporate Collaboration", di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Rizkia Sari Yudawinata, Sustainable Finance Advisor WWF Indonesia, menyoroti bahwa lembaga keuangan belum sepenuhnya menyadari peran strategis UMKM dalam mewujudkan rantai pasok rendah emisi yang krusial bagi agenda dekarbonisasi industri besar. Kendala seperti kurangnya jaminan sering menjadi alasan bank enggan mengucurkan pinjaman ke UMKM. Rizkia menekankan bahwa narasi dekarbonisasi selama ini terlalu fokus pada industri besar, padahal UMKM adalah bagian tak terpisahkan dari upaya penurunan emisi secara menyeluruh.

Industri besar, dengan sumber daya yang memadai, mampu membiayai audit emisi, audit energi, dan pengembangan roadmap dekarbonisasi. Mereka bahkan mengalokasikan dana hingga ratusan juta dolar untuk keberlanjutan dan telah berkomitmen pada target berbasis sains dengan tenggat waktu yang jelas. Sebaliknya, UMKM, meskipun telah menerapkan praktik bisnis berkelanjutan sebatas kemampuan mereka, sering kali kekurangan pengetahuan, alat, dan sumber daya untuk mengukur dan menurunkan emisi secara sistematis. Biaya audit ESG, misalnya, bisa mencapai persentase signifikan dari modal awal mereka, menjadikannya tidak terjangkau.

Oleh karena itu, Rizkia menyerukan kepada lembaga keuangan untuk melihat UMKM sebagai bagian integral dari strategi dekarbonisasi nasional. Pemberdayaan UMKM melalui pembiayaan inklusif akan memperkuat transformasi industri besar dari hulu hingga hilir. Ia menegaskan bahwa peran UMKM dalam mendukung dekarbonisasi sama pentingnya dengan peran industri besar yang memiliki ambisi besar.

Dalam konteks ini, kolaborasi antara korporasi besar dan UMKM menjadi kunci. Korporasi besar dapat memberikan dukungan teknis dan pendanaan awal kepada UMKM untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih berkelanjutan. Sementara itu, UMKM dapat berperan sebagai inovator dan penggerak perubahan di tingkat lokal. Dengan sinergi yang kuat, ekosistem bisnis yang berkelanjutan dapat terwujud, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendorong pendanaan dekarbonisasi untuk UMKM:

  • Peningkatan kesadaran: Lembaga keuangan perlu lebih memahami peran penting UMKM dalam rantai pasok dan agenda dekarbonisasi.
  • Skema pembiayaan inovatif: Pengembangan skema pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM, termasuk pinjaman dengan jaminan yang fleksibel dan suku bunga yang kompetitif.
  • Dukungan teknis: Penyediaan dukungan teknis kepada UMKM untuk mengukur dan menurunkan emisi, serta menyusun laporan keberlanjutan.
  • Kemitraan: Mendorong kemitraan antara korporasi besar dan UMKM untuk berbagi pengetahuan dan sumber daya.
  • Insentif pemerintah: Pemberian insentif bagi lembaga keuangan yang menyalurkan pendanaan untuk dekarbonisasi UMKM.

Dengan langkah-langkah yang tepat, UMKM dapat menjadi kekuatan pendorong dalam upaya dekarbonisasi nasional, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.