Ekspor China Unjuk Gigi di Tengah Perang Tarif: ASEAN Jadi Penyelamat, AS Merana
Gejolak Perdagangan Global: China Beralih ke ASEAN di Tengah Tekanan Tarif AS
Data perdagangan terbaru menunjukkan ketahanan ekonomi China di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Lonjakan ekspor ke negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) secara signifikan mengkompensasi penurunan pengiriman ke AS, yang terbebani oleh tarif impor yang tinggi.
Pada bulan April 2025, ekspor China melonjak 8,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui ekspektasi pasar. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekspor ke ASEAN sebesar 20,8 persen, dengan Indonesia dan Thailand mencatat pertumbuhan yang sangat kuat masing-masing sebesar 37 persen dan 28 persen. Vietnam dan Malaysia tetap menjadi tujuan ekspor utama China di kawasan ini.
Sebaliknya, ekspor China ke AS merosot lebih dari 21 persen pada periode yang sama. Impor dari AS juga mengalami penurunan hampir 14 persen. Penurunan ini merupakan dampak langsung dari tarif yang diberlakukan oleh kedua negara. Presiden AS sebelumnya menaikkan tarif impor dari China hingga 145 persen, yang dibalas oleh China dengan tarif 125 persen terhadap produk AS.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perdagangan China
Beberapa faktor berkontribusi pada kinerja perdagangan China yang beragam ini. Pertama, kontrak yang ditandatangani sebelum pengumuman tarif mungkin masih berlaku, sehingga menunda dampak penuh dari kebijakan tersebut. Kedua, eksportir China mungkin mengalihkan pengiriman melalui negara ketiga untuk menghindari tarif. Ketiga, pemerintah China telah menerapkan langkah-langkah stimulus untuk mendukung bisnis yang terdampak oleh perang dagang.
Namun, tekanan pada sektor manufaktur China tetap ada. Aktivitas pabrik telah menurun, dan indeks pesanan ekspor baru berada pada level terendah dalam beberapa waktu. Kekhawatiran atas pasar tenaga kerja juga meningkat, dengan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa China dapat kehilangan jutaan pekerjaan akibat dampak tarif terhadap ekspor ke AS.
Implikasi dan Prospek ke Depan
Perkembangan ini memiliki implikasi yang luas bagi ekonomi global. Pergeseran fokus ekspor China ke ASEAN menunjukkan perubahan dalam lanskap perdagangan regional. Sementara itu, ketegangan perdagangan yang berkelanjutan antara AS dan China berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan ketidakpastian bagi bisnis di seluruh dunia.
Para investor kini menantikan pertemuan antara pejabat tinggi AS dan China, yang diharapkan dapat membuka jalan bagi deeskalasi ketegangan perdagangan. Namun, kesepakatan komprehensif masih jauh dari kepastian, dan proses negosiasi diperkirakan akan memakan waktu.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Ekspor China ke ASEAN melonjak: Ini menunjukkan diversifikasi pasar dan ketahanan ekonomi China.
- Ekspor China ke AS merosot: Ini merupakan dampak langsung dari tarif impor yang tinggi.
- Tekanan pada sektor manufaktur China tetap ada: Aktivitas pabrik menurun dan kekhawatiran atas pasar tenaga kerja meningkat.
- Pertemuan antara pejabat tinggi AS dan China ditunggu-tunggu: Diharapkan dapat membuka jalan bagi deeskalasi ketegangan perdagangan.
Daftar Kata Kunci:
- Ekspor China
- ASEAN
- Amerika Serikat
- Tarif
- Perang Dagang
- Pertumbuhan Ekonomi
- Manufaktur
- Investasi
- Deeskalasi
- Kebijakan Perdagangan